Senin, 30 April 2012

Roti Istimewa

Nggak tahu harus bikin judul tulisan ini apa, munculnya seperti itu haha. Menyambung tulisan sebelumnya tentang kisah pertemanan tiga sahabat, Biyan, Ree dan Gea. Sekarang keadaannya sudah berbeda memang. Gea akhirnya tahu bahwa tak semua roti perlu dikhawatirkan seperti sebelumnya. Menurutnya, tak baik juga terlalu underestimated terhadap roti itu. Dan ia sepertinya berhasil menerapkan hubungannya dengan Hendar.

Biyan masih tetap seperti dulu. Baginya totalisme itu perlu. Dalam memakan dan menikmati roti, itu perlu kekhususan tersendiri. Meskipun banyak godaan aroma roti yang lain di sekelilingnya, toh ia lebih suka memilih satu roti dan menikmatinya sampai habis, sampai bosan. Baiklah.

Bagaimana dengan Ree? Sama seperti Gea, ia memiliki sudut pandang yang bergeser tentang roti dari sebelumnya. Kalau dulu ia lebih suka mencicipi roti dari berbagai sisi, sekarang ia memilih untuk membuat roti yang istimewa, sehingga tak perlu mencicipinya satu per satu. Kalau adonannya sudah pas, tentulah rotinya akan enak. Apalagi membuatnya dengan penuh cinta. Dari prosesnya saja sudah ketahuan, bagaimana hasil akhir dari roti ini. Kadang, hasil roti itu tak penting karena prosesnya sudah demikian menyenangkan. Selamat bekerja dengan roang :)

Cinta dan Roti

Sebut saja namanya Biyan, Ree, dan Gea. Mereka bertiga berteman sejak lama. Tak heran kalau segala sesuatunya mereka saling memahami satu dan lainnya. Ini berlaku juga untuk hal sikap mereka terhadap masalah percintaan dan laki-laki. Ketiganya memiliki karakter yang unik dan berbeda.

Ibarat roti, Biyan memandang laki-laki itu enak dinikmati. Kalau ada 3 laki-laki, Biyan memilih mencoba dan menikmati satu roti itu sampai puas, sampai sudah merasa bosan dan tiba saatnya untuk mencoba roti yang lain lagi. Ree, perempuan ini memiliki tipikal lain lagi. Kalau toh pun roti, ia memilih mencoba beberapa bagian dari tiap roti itu. Roti A enak di bagian kulit luarnya saja. Roti B mungkin lebih enak di bagian isinya? Atau roti C memiliki kelezatan yang lebih komplit? Ahaiy! Gea lain lagi. Dari jauh ia sudah menganalisa roti-roti itu terbuat dari apa. Apabila ia melihat ada hal yang mencurigakan di bagian luar roti itu, prefer Gea menghindar dan mencari makanan lain. Padalah, sebenarnya itu hanyalah misis yang ditaburkan di atas kuenya. Hahaha...

Ya itulah uniknya ketiga orang sahabat tadi. Tetapi orang bisa berubah. Sekarang tampaknya filosofi itu sudah bergeser. Seperti apakah? *bersambung

Jumat, 20 April 2012

Kartini atau Kebaya?

Hari Kartini diperingati tiap 21 April. Seperti tahun lalu, Hari Kartini banyak dirayakan oleh berbagai kalangan. Hari ini saya membaca di timeline twitter, salah satu hotel dalam rangka memperingatinya mengadakan acara aerobik dengan memakai kebaya. Saya geli membacanya. Kenapa ya orang mau repot-repot memakai kebaya hanya untuk aerobik dan memperingati Hari Kartini? Membayangkan saja sudah terlihat lucu. Tak jarang banyak perusahaan pada hari yang sama mewajibkan karyawatinya berkebaya ke kantor. Ala gubrak!

Tentunya Kartini sangat sedih seandainya ia tahu apa yang dilakukan sebagian masyarakat dalam rangka mengenang sumbang sihnya bagi bangsa ini. Marilah kita berpikir mendasar. Sebenarnya apa sih prestasi Kartini di masa lalu sehingga menjadi salah satu pahlawan bangsa? Keberanian Kartini mendobrak tatanan dan berani mengambil resiko tentang hak-hak perempuan dalam pendidikanlan kuncinya. Bukan masalah kebayanya. Seharusnya ini yang menjadi tonggak pemikiran kita dalam memperingati Hari Kartini.

Konyolnya lagi adalah ada acara yang diperuntukkan bapak-bapak, misalnya lomba memasak untuk bapak-bapak dalam rangka memperingati Hari Kartini. Lho...selama ini pada sektor komersial banyak kok tugas chef dan koki diambil alih laki-laki. Mengapa harus ada lomba semacam itu? Event lain misalnya lomba fashion show kebaya, lomba make up, sanggul, dan sebagainya. Syukurlah di barisan feminisme dan aktivis perempuan sudah tersadarkan tentang hal ini. Acara yang dibuatpun menjadi lebih progresif dengan berbagai talkshow tentang kesetaraan gender, dan lainnya. Mau tidak mau karena masih banyaknya paradigma peringatan Kartini yang salah kaprah harus dilawan dengan berbagai kegiatan yang mengembalikan ke akar peristiwa atau sejarah. Masak jasa Kartini hanya dilambangkan dengan kebaya sih? *sigh

Rabu, 18 April 2012

kreatif karena kepepet

Tak sengaja ternyata judul tulisan ini menjadi 3K ya, kreatif karena kepepet. Ahaiy! Hayo siapa yang pernah menghadapi situasi seperti ini? Ada juga kata salah satu motivator, entah mengutip dari mana tentang The Power of Kepepet. Adalah di antara anda yang pernah mengalami hal ini. Betul?

Contoh saja, saya pernah kecapekan amat sangat dari suatu perjalanan luar kota. Sebelumnya saya sudah menelepon orang rumah supaya membuka gerbang sebelum jam kedatangan. Sesampai di rumah, alamakk....pintu gerbang masih terkunci dengan manisnya. Saya tidak membawa kunci rumah. Satu hal yang terbayang adalah saya akan memanjat tembok pagar setinggi 3 meter itu. Beberapa kali saya telepon rumah tak ada yang mengangkat. Maklum, satu-satunya penjaga rumah terkenal sulit dibangunkan oleh siapapun. Karena gondhok dan sudah tak ada pilihan lain, entah mendapat kekuatan dari mana akhirnya saya memanjat pagar itu. Berhasil!

Itu salah satu contoh ringan. Pada satu event, sering saya dihadapkan pada situasi tak terduga. Misalnya klien meminta ada perubahan konsep pada hari H, mendadak. Mau tak mau kita akan mengubah konsep dan segera mengkoordinasikannya dengan seluruh tim. Tak jarang kreativitas kita dituntut bermain pada kondisi seperti itu. Bagaimana memanfaatkan waktu, moment dan fasilitas pada satu waktu, segera, dan nyata. Wah! Karena terbiasa bekerja di inductri kreatif akhirnya semua berjalan lancar. Aman.

Kadang-kadang kita dipaksa menjadi kreatif karena suatu hal yang membuat kita terpaksa untuk melakukannya. Tetapi kalau itu positif, kenapa tidak? Dan kenapa hal ini tidak kita legalkan saja menjadi kebiasaan rutin? Wartawan dan orang yang bekerja di media dengan deadline per hari sangat dituntut melakukan hal ini. Meskipun kadang banyak ketidaksempurnaan di sana-sini, tetapi ini bagus, karena menjadikan kita selalu berpikir dan terus mengasah kreativitas. Kelemahannya tentu, tidak perfect, karena tuntutan waktu dan lain hal. Setidaknya dengan kepepet kita bisa lebih kreatif dibanding tidak sama sekali.

solutif

Dari awal saya bekerja ada satu pelajaran yang paling saya ingat sampai sekarang. Janganlah memberikan perusahaanmu tambahan masalah, tetapi berilah solusi. Pimpinan saya waktu itu mengatakan bahwa permasalahan perusahaan ada begitu banyak. Apabila karyawan datang selalu mengeluh dan menambah persoalan, bukan hanya prestasi yang didapat tetapi pimpinan akan mencap negatif kita. Selain itu karyawan akan menjadi manja, selalu menunggu apa yang akan dilakukan perusahaan, bukan sebaliknya, karyawanlah yang seharusnya memberikan sumbang sih kepada perusahaan.

Dari situ saya belajar sampai sekarang untuk selalu menyampaikan permasalahan beserta solusinya. Alhasil, ide-ide saya selalu diterima oleh atasan, ia pun appreciate tentang apa yang saya katakan. Ini sekedar share saja sih. Bayangkan ya seandainya ada ratusan karyawan yang pekerjaannya selalu menyampaikan keluhan, entah karena produk yang kurang baguslah, bagian program yang kurang inisiatif kreatif dalam mengembangkan program, atau bagian kuris yang sering terlambat mengirim barang sampai ke costumer, dan banyak lagi masalah yang lain. Tentunya kepala atasan akan pecah. Ngapain perusahaan membayar kita kalau setiap hari hanya mengeluh dan menyalahkan produk perusahaan?

Pada sisi lain, kita ambil hikmah positifnya saja. Dengan berkreativitas menyampaikan solusi kepada tiap masalah yang ada, lama-lama kita akan terbiasa dengan masalah dan menganggap tiap hari tak ada masalah apapun. Adanya hanya selalu memperbaiki diri, evaluasi dan bersemangat untuk hari esoknya lagi. Lagipula kita akan menjadi mandiri. Orang lain hanya pendukung apa yang kita targetkan. Semua tergantung pada usaha dan kemauan dari diri kita sendiri.

So, tak ada salahnya kan untuk memulai dari hal terkecil, memberikan solusi, tanpa mengeluh untuk satu langkah kemajuan. Selamat siang!

smile

Sudah empat tulisan dan ini yang ke lima. Karena hutang konsistensi saya masih banyak jadi okelah saya terus menulis. Kali ini tentang 'senyum'. Bagaimana senyum itu bisa mengubah dunia. Ciyeeee....biar keren saja seperti itu ya? Beberapa kali saya menjumpai kasus ini, dari semasa sekolah sampai sekarang. Senyum tetap menjadi polemik tak berujung. Wadaww!

Dua hari lalu saya mampir di sebuah butik karena di luar terpampang tulisan diskon 35% all item. Masuklah saya ke dalam butik yang ditunggui oleh seorang penjaga toko. Sebenarnya saya tertarik beberapa baju di butik tersebut. Tetapi sewaktu saya bertanya-tanya tentang koleksi dan warna lain, sang penjaga tak ramah menjawab pertanyaan saya, begitu singkat, saya tak puas. Satu hal penting yang menjadi catatan saya adalah: sang penjaga tak pernah terlihat tersenyum dari awal saya datang. *tepokjidat

Dari situ sepanjang perjalanan pulang ke rumah saya berpikir, pantas ya itu butik selalu sepi, meski tulisan diskon dipajang segede beruang. Saya tahu itu sepi karena hampir setiap hari selalu melewatinya. Kemudian, ketika saya datang pun tak ada pengunjung lain. Padahal, jujur saja, koleksinya lumayan bagus. Tetapi untuk kembali ke butik itu lagi, tampaknya saya harus berpikir 4 kali.

Senyum itu kan murah ya? Tak pernah kita bersusahpayah membeli senyum untuk kemudian memberikannya kepada orang lain. Dengan tersenyum kita akan membuat orang lain memberikan respon yang sama dan bahkan akan menularkannya pada orang di luar kita. Berbisnis tanpa melibatkan senyum pasti akan sulitlah ya. Bayangkan kalau anda pebisnis yang tak pernah bisa tersenyum, tentunya akan menjadi pergunjingan segala umat di luaran sana. Sudah pasti, orang yang seperti ini akan banyak dihindari buyer dan relasi. Jadi, mari kita tersenyum untujk hari ini dan besok. :)

mempertahankan cinta demi apa

Semalam ada seorang teman curhat tentang hubungannya dengan pasangannya. Ia didera cemburu amat sangat karena komentar-komentar di wall pasangannya terhadap seorang eh beberapa perempuan. Ia mengatakan sudah beberapa kali protes terhadap pasangan, tetapi toh tetap saja berlaku seperti itu. Akhirnya ia nyerah, tak mau membuka wall pasangan dan memilih cuek. Lalu, teman saya mulai gelisah, ingin mengakhiri hubungan. Jreng jreng....

Memulai hubungan itu mudah. Mempertahankannya yang sulit. Betul? Saya menulis untuk anda yang tak pernah punya masalah dalam memulai sebuah hubungan lho, karena kalau tidak dibatasi, nanti akan melebar lagi hehe. Pada awal kita jatuh cinta atau mengincar calon pacar, tentu berjuta rasanya, ada senengnya, deg-degan, kuatir, dan sebagainya. Lalu kita mendapatkan seseorang yang kita incar. Wow! Senangnya seolah bisa meloncat ke langit lapis tujuh. Ingin teriak ke segala penjuru dunia bahwa anda berhasil! Wusyaaa...!

Kemudian tiba hari demi hari, minggu, bulan, hingga tahun (kalau sampai bertahan sih haha). Ujian demi ujian dilaluilah dengan suka cita, termasuk soal cemburu tadi. Cemburu karena apa? Cinta? Atau karena anda kurang percaya diri? Hellooo...dunia tak selebar daun kelor kan? Dari pada cemburu tak berujung mending memaksimalkan kemampuan dengan bekerja lebih giat, mempercantik diri, berjalan-jalan menenangkan diri, mencari suasana baru. Toh, rumusnya sudah jelas; kalau cinta tak akan ke mana. Kalau jodoh pasti akan kembali juga. Jadi kenapa musti khawatir? Malah membuat kita stress dan kusut.


konsisten?

Ini pertanyaan yang sulit direalisasikan. Saya sendiri begitu sulit untuk konsisten dalam hal-hal tertentu. Misalnya dalam hal menulis. Dari dulu saya mencoba berulang mengatakan pada diri sendiri untuk selalu menulis, apapun bentuk tulisan itu, setiap hari melalui blog ini. Kenyataannya? Begitu sulit. Dan saya sering membayarnya dengan melembur sehari menulis beberapa kali. Hadeuhhh.....!

Demikian pula dalam berbagai petuah bisnis, kuncinya adalah konsisten. Saya berpikir benar sekali nasehat ini ya? Coba saja kalau kita telaten dalam berjualan dan fokus. Lama-lama orang akan kenal kita identik dengan hal tersebut. Tak kenal maka tak sayang. Orang butuh waktu untuk mengenal kita bukan? Kalau baru beberapa minggu kita sudah berganti bisnis, tentunya orang akan bingung, kok berubah-ubah? Kita dianggap tidak konsisten, dan costumer bingung. Oh no!

Dulu saya pernah membuat distro bersama teman saya, join bisnis. Karena sesuatu hal dan baru pertama dalam berbisnis, kami gamang kondisi lapangan, tidak konsisten. Akhirnya tak sabar, kami hanya bertahan sekitar setahun. Dan sekarang, lokasi bekas distro kami begitu ramai dan menjadi incaran banyak pebisnis kecil lainnya. Itulah impact dari ketidakkonsistenan kami. Dan itu cukup untuk menjadi pelajaran bagi saya dan teman. Sekarang saya banyak berteman dengabn para entrepreneur jago. Lagi-lagi nasehatnya sama; konsisten dan fokus. Baiklah.

bisa karena biasa

Seringnya kita tak mengacuhkan peristiwa di sekitar. Dalam perjalanan ke kantor tadi saya melihat orang membuang sampah sembarangan dari mobil. Sering saya dongkol dengan kejadian seperti ini. Susah ya, orang berduit, tetapi etikanya tidak sesuai dengan apa yang dipunyai. Apa sulitnya sih menyediakan tempat sampah di mobil? Atau buang saja (sementara) itu sampah di dalam mobil sampai kemudian menemukan tempat sampah. Kalau tidak, bisa dong sampah dibuang sesampai di tujuan. Nah, saya hanya ngedumel dalam hati tanpa bertindak, menegur orang tersebut. Salah? Bisa jadi, bisa pula tidak, karena saya pikir sih ada pemakluman karena mobilnya melaju dengan kencang. Toh saya share melalui tulisan ini untuk curcol dengan Anda hehe.

Pernah sebelumnya saya dalam perjalanan Semarang-Yogyakarta. Di depan saya ada pengemudi mobil yang sontak membuang banyak sampah di jalanan sampai menghalangi pandangan mata. Karena waktu itu mobil berjalan pelan, saya dan teman seperjalanan saya mengejar mobil tersebut dan menegur sopirnya. Si pengemudi tampak terkejut kemudian meminta maaf dan menepi. Mungkin kaget, mungkin juga merasa bersalah, atau entahlah. Yang jelas, apa yang dilakukan teman saya tadi adalah benar. Paling tidak ia dan seisi mobilnya sadar bahwa apa yang telah dilakukannya itu salah.

Lalu, bagaimana kalau tak punya kemampuan untuk menegur? Karena menegur orang juga gampang-gampang susah. Kalau yang ditegur marah dan meraasa terganggu? Atau malah mengakibatkan masalah dan membuang waktu kita? Ya ya ... tentu ada cara lain. Adalah memulai semua dari diri sendiri. Betul?

Memulai dari diri sendiri membiasakan berbuat baik adalah hal yang paling bisa kita lakukan. Kita tidak bersinggungan dengan orang lain dan malah memberikan manfaat bagi lingkungan. Membuang sampah pada tempatnya, meminimalisasi penggunaan plastik dari rumah sendiri dan pribadi, membudayakan hidup bersih, dan banyak lagi yang bisa kita lakukan. Kalau kita terbiasa melakukan hal baik selanjutnya pasti akan bisa selalu berbuat kebaikan. Salam sore!

Selasa, 17 April 2012

everything is possible

Banyaklah motivator dan kata-kata bijak yang selalu menyampaikan hal itu, bahwa sesuatu itu mungkin, di dunia ini. Sewaktu saya masih kecil, saya pernah mengangankan orang menelepon dengan melihat wajah si penelepon. Waktu itu telepon yang ada hanya telepon rumah, belum musim ponsel, pager, dan lainnya. Yang terjadi sekarang? Amazing!

Jadi sebenarnya tak ada yang perlu dipusingkan di dunia ini. Anda punya keinginan? Anda ditertawakan orang di sekitar? Tak masalah. Sesuatu itu serba mungkin. Selama anda yakin terhadap hal itu, semuanya akan berjalan lancar dan terdilah apa yang seharusnya terjadi. Ini adalah mantra hehe...

Kalau sudah pernah membaca buku The Secret pasti semua banyak yang tahu. Tuliskanlah keinginan anda dan fokus. Pikirkanlah hal positif untuk menuju goal yang anda inginkan. Singkirkan hal negatif dan berjalanlah selangkah demi selangkah demi tujuan. Usah hiraukan pendapat miring orang lain, karena yang tahu pasti tujuan hidup adalah anda. Waduhh serasa jadi motivator saya haha.....padahal sedang memotivasi diri sendiri. Never mind. Nasehat tak selalu harus datang dari orang yang lebih baik kan? Ini mengambil kata-kata dari teman saya SMA, dan it's work! Arti lebih luasnya adalah jadikan pelajaran baik apapun kisah hidup anda, yang penting mari mengambil hikmah positifnya saja. it's wow!

Selasa, 10 April 2012

Love Indonesia

Apa sih yang kurang dari Indonesia, negeri kita yang kaya raya ini? Nyaris tak ada. Sumber daya manusia yang melimpah, alam yang luar biasa indah dan luas, bahan pangan aneka macam yang terhampar di seluruh pulau. Bahasa yang banyak jenis, populasi dari berbagai suku, semuanya potensi yang luar biasa hebat. Mengapa kita banyak mengeluh?

Demontrasi menentang kenaikan BBM, kenaikan gaji, perebutan lahan, ganti rugi yang tidak manusiawi, dan masih banyak lagi kekisruhan di negeri ini sering terjadi karena tiap-tiap dari kita merasa tidak puas. Tidak puas dengan pimpinan yang ironisnya pilihan kita sendiri, dan sebagainya. Media pun tak kalah seru memberitakan bermacam kekacauan di mana-mana, membuat masyarakat penonton semakin gelisah. Wow!

Lalu di satu sisi muncul gerakan cinta damai, mencoba menyukuri apa yang terjadi di bumi ini. Setidaknya ini bagus, karena perimbangan, setelah sekian banyak orang menghujat keadaan, rusuh. Katanya memang begitu, harus balance. Tetapi ya...inilah negeri kita yang elok dan luar biasa. Apapun keadaannya, tetep deh...Love Indonesia.

Senin, 09 April 2012

harapan menjadi kenyataan

Semuanya berawal dari harapan. Entah mengapa, saya begitu tertarik dengan Thailand. Empat tahun lalu saya bercita-cita pergi ke negeri Gajah Putih itu. Awalnya, saya berencana pergi dengan keempat teman perempuan. Tetapi sayang, rencana itu urung terwujud. Sebelumnya sempat ada ajakan tour Singapura-Malaysia-Thailand. Tetapi karena saya hanya ingin ke Thailand, saya menolak ajakan tersebut.

Kemudian, suatu saat, Direktur saya, setahun lalu, tiba-tiba datang ke ruangan dan bilang,"yang belum punya paspor silahkan bikin. Yang sudah punya silahkan diperpanjang, Maret kita ke Bangkok". Ulala....serasa mimpi saja. Akhirnya cita-cita saya ke Thailand terealisasi dengan sukses. Thank God, it's wonderful!

Alhasil, Selasa, 3 April kami berlima dengan teman sekantor berkunjung ke negeri Thai. Perjalanan kami lalui dengan suka cita. Meskipun pesawat sempat delay karena cuaca buruk, toh kami tetap bersenang-senang sepanjang perjalanan. Capek? Tak berasa. Isinya hanya senang dan melepas penat setelah sekian lama bekerja. Seperti apa sih perjalanan selanjutnya? *bersambung