Senin, 27 Februari 2012

Saatnya Memilih Tayangan Tivi

Awalnya saya hanya merasa gelisah saja dengan tayangan televisi lokal kita yang monoton, tidak mendidik, menjanjikan mimpi, dan sebagainya. Intinya banyak program tak bermutu. Kita sebagai konsumen tidak ada pilihan lain, menontonnya atau mematikan TV. Saya memilih yang ke dua. Karena apabila saya nekat menonton, ujung-ujungnya akan ngedumel sepanjang acara dan menertawakan tayangan yang sama sekali tak mendidik itu. Kadang-kadang saya baru tertarik menonton tv kalau ada rekomendasi dari media lain, social media misalnya, yang membuat saya tergelitik ingin menontonnya.

Keprihatinan saya berbuntut panjang ketika keponakan saya betah berjam-jam memelototi televisi di rumah. Beberapa kali disuruh belajar orang tua, selalu menjawabnya dengan kata,"nanti dulu, setelah iklan, habis ini" dan lain-lain. Intinya mereka merasa berat beranjak dari depan tv karena menikmati tayangan yang ditampilkan. Alih-alih program yang ditonton edukatif, ini sinetron khayalan murah yang durasinya panjang, dengan visual norak.

Untunglah beberapa kali keponakan dititipkan ke rumah saya, sehingga saya bisa cerewet memberi tahu beberapa program layak tonton bagi mereka. Meskipun agak dongkol, akhirnya mereka mengerti bahwa apa yang selama ini saya lakukan adalah untuk arah yang lebih baik. Tak jarang, ketika makan, kami sengaja mematikan tv dan lebih banyak ngobrol tentang teman-teman sekolah sampai model baju remaja yang sedang tren hehe. Yang saya ingin mereka paham adalah bahwa TV hanyalah media, jangan sampai kita diperalat dan konsumtif menuruti iklan. Selayaknyalah TV dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan, bukan malah menyita waktu kita berjam-jam dengan menonton tayangan sampah.

Saya sendiri memilih tv berlangganan sebagai pilihan tayangan di rumah. Alasannya simpel, saya tak tahan dengan iklan di TV lokal yang durasinya bisa lebih panjang dari isi tayangan utamanya. Saya membuang waktu saya 2,5 jam untuk menikmati sebuah film box office yang sebenarnya hanya butuh 1 jam saja di tv berlangganan. Alhasil, saya merasa lebih efisien, lebih tuntas dalam menonton, saya bisa mengerjakan hal lain. Anda memilih yang mana?

membuat mimpi

Waktu saya kelas 5 SD, saya bercita-cita menjadi seorang wartawan, karena dalam bayangan waktu itu, wartawan adalah orang yang sangat sibuk, sehingga waktunya begitu bermanfaat tiap menitnya. Kemudian entah mengapa, begitu lulus SMP, saya beralih memiliki cita-cita menjadi arsitek, karena saya suka bentuk bangunan yang unik, megah, artistik, menarik. Setelah itu saya tidak punya cita-cita lagi, saya menjalani hidup sesuka saya. Sampai akhirnya memilih jurusan kuliah pun, hanya karena saya merasa nyaman di Balai Pusat Pelatihan Bahasa. Akhirnya saya diterima di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.

Sebetulnya waktu UMPTN saya mencantumkan jurusan Planologi pada pilihan pertama ujian, tapi tidak diterima. Ya sudah, niatnya tahun depan akan kembali ikut UMPTN lagi mengejar pilihan pertama, yang sebenarnya juga saya tak tahu pasti, akan menjadi apa di kelak kemudian hari. Beruntung, begitu masuk kuliah, saya tertarik mengikuti kegiatan kampus berupa jurnalistik dan teater. Hingga akhirnya saya bahkan lupa merencanakan mengikuti UMPTN lagi, karena terlalu menikmati dan lebur dalam kegiatan kemahasiswaan.

Sebelum saya lulus kuliah, saya sudah menjadi wartawan freelance di salah satu koran ternama di Semarang. Kalau ingat, saya bersyukur sekali, ternyata mimpi saya waktu kecil untuk menjadi wartawan bisa tercapai. Begitupun setelah lulus, saya akhirnya bekerja di bidang media sebagai pemburu, pengolah dan penyaji berita. Kemudian bagaimana dengan arsitek? Wah, saya tidak mau muluk-muluk dalam hal ini. Karena dalam membangun rumah pun saya tak pernah memakai jasa arsitek, saya mengarsiteki rumah saya sendiri haha.....

Mungkin sih awalnya dari mimpi ya, hingga akhirnya terpatri dalam benak, sampai akhirnya satu persatu menjadi kenyataan. Dan Tuhan selalu berpihak kepada saya, karena toh selama ini mimpi saya hampir semuanya mewujud, dalam hal apapun. Subhanallah. Mimpi itu bisa kita buat kapanpun kita mau kok. Meski beberapa mimpi sudah terwujud, saya toh selalu menciptakan mimpi itu, sampai saat ini, sampai nanti. Mari kita bermimpi.

Minggu, 26 Februari 2012

sesaat itu

Ini kisah Putri. Dua tahun lalu ia naksir dengan salah satu laki-laki senior di kantornya. Tetapi ia sadar, karena tak banyak akses yang bisa ditempuh untuk berhubungan dengan Jonash, sebut saja begitu, ia segera memupus harapannya. Meski diam-diam, ia tetap memantau gerak-gerik laki-laki pintar yang tidak sombong itu.

Sampai kemudian kemarin, Putri kembali bertemu dengan laki-laki itu. Tetapi kali ini dalam status yang berbeda. Putri masih setia dengan kesendiriannya, sedangkan Jonash, baru setahun mengarungi bahtera rumah tangga. Entah mengapa, keduanya menjadi nyaman berkomunikasi. Putri baru sadar, bahwa Jonash bukan laki-laki jaim, seperti dalam bayangannya selama ini. Percakapan yang berlangsung begitu ringan, cair, santai, dan..........akrab.

Hingga akhirnya Jonash mencoba lebih dekat dengan Putri. Jantung perempuan yang terkenal dengan sikap hangatnya itu berdegup kencang. Biar bagaimanapun juga, ia pernah menyimpan rasa terhadapnya. Jonashpun tak menyangka, dan baru menyadari pesona Putri, yang selama ini tak pernah terlintas di benaknya. Nyaris mereka terbawa suasana, sesaat itu. Jonash pun mengakui bahwa semua terjadi begitu saja. Entah perasaan apa namanya, yang jelas ia merasa ingin jauh lebih dekat lagi dengan perempuan yang enak diajak ngobrol itu.

Status yang berbeda membuat Putri segera sadar, bahwa perasaan itu tak boleh diberi ruang terlalu dalam. Masa lalu adalah kenangan, lebih baik berpikir ke depan untuk sesuatu yang lebih jelas, lebih baik. Bahwasannya Jonash sudah mengaku tertarik, itu lebih dari cukup. Ya, ia sudah mencuri hatinya, meski tak bisa memiliki. Kebahagiaan itu bisa mewujud dalam bentuk macam-macam. Salah satunya adalah dengan mengetahui bahwa rasa ketertarikan kita tak bertepuk sebelah tangan. Setelah itu tergantung kita, bagaimana mewadahi perasaan itu dalam lingkup masing-masing. Putri, memilih sikap seperti itu, sampai saat ini.



Minggu, 19 Februari 2012

more than friendly


Tadi saya mengikuti acara dialog bertema pariwisata di salah satu hotel di Semarang. Topiknya tentang Visit Jateng Year 2012. Pada dialog tadi disebutkan bahwa tagline dari wisata Jawa Tengah untuk tahun ini adalah 'more than friendly'. Akademisi dari Unika (saya lupa namanya) memberikan slogan itu dengan alasan karena masyarakat Jateng mempunyai sifat dasar ramah, semanak, andhap asor, dan semacamnya. Awalnya penentuan slogan itu melalui perdebatan yang cukup panjang, dari different people, sampai akhirnya more than friendlylah yang diambil.

Teman saya, salah satu pegiat pariwisata sempat mention status saya di twitter. Menurutnya slogan itu kurang mengena, kurang mendifinisikan Jawa Tengah secara khusus. Artinya slogan itu terlalu umum. Iya juga sih. Sebelumnya kalau tidak salah, Semarang pernah punya tagline Semarang Pesona Asia. Ini juga masih memunculkan perdebatan, karena belum terlalu spesifik. Padahal, kalau ditilik dari potensi wisata yang ada di Jawa Tengah, ini luar biasa. Seyogyanya sih, pemerintah harus memikirkan tagline yang lebih dekat dengan masyarakat, dan memunculkan potensi dari lokasi wisata itu sendiri.

Pada dialog tersebut, dinas pariwisata Jawa Tengah juga menyadari bahwa promosi pariwisata masih perlu digencarkan lagi. Selain itu, tentunya dukungan dari masyarakat itu sendiri, untuk selalu bangga dan turut mengkampanyekan lokasi wisata lokal. Bagaimana mungkin orang lain mau datang ke tempat kita, kalau kita tidak mengenal potensi daerah kita? Siapa yang tak kenal dengan Borobudur? Karimun Jawa? Dataran tinggi Dieng? Ada goa Jatijajar, pantai ayah, candi gedong songo, curug sewu. Belum lagi potensi pengrajin handycraft dan kuliner di saentero Jawa Tengah. Begitu banyak bukan?

Beberapa infrastuktur juga masih perlu dibenahi, seperti bandara Ahmad Yani selaku pintu masuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama yang bergerak dalam lingkup wisata. Komunikasi antarpihak pelaku wisata, di dalamnya tour travel, tour guide, perhotelan, dan lain-lain juga perlu ditingkatkan untuk menyukseskan Visit Jateng Year 2012 ini.

Ya apapun usaha itu, saya sebagai orang Jawa Tengah akan mencoba membantu sebisa mungkin. Yuk melancong ke Jawa Tengah :)

Jumat, 17 Februari 2012

hey, babe


Kebetulan sedang hujan nih, jadi ingin ngetik yang romantis. Teman saya ngeledek, anak jaman sekarang tiap hujan yang diinget pacar, jaman dulu yang diinget jemuran. Gendheng! Haha....iya juga ya? Hujan memang identik dengan pacar. Coba deh, banyak kan lagu romantis diciptakan dengan tema hujan. Ada Lady Rain, Rhythm of The Rain, Can You Stop The Rain, banyak lagi tentu lainnya. Dramatisasinya begini, mendengarkan lagu romantis, di pinggir jendela, menatap butiran air jatuh dari langit. Ahay! Bisa meleleh itu air mata kalau pacar tak ada, jauh di sana, atau barusan putus. Jleb!

Latah terbawa suasana mungkin iya. Tetapi saya sendiri suka hujan. Entah kebetulan saya tinggal di Semarang yang panas, atau benar karena memang saya menyukainya ya? Hujan di subuh itu asik, menambah segarnya pagi, dan bisa selimutan lagi haha.....Paling tidak, karena hujan kita bisa meluangkan waktu di rumah lebih lama. Di kantor pun meski jam pulang sudah berdentang, kadang kita rela menyisakan sekian menit, daripada terkena macet kan? Belum lagi resiko jalan tergenang di beberapa titik. Walah!

Saya jadi ingat dia saat ini. Kangen, itu jelas. Hey, babe...... i miss you so much. Karena saya pengkhayal tingkat tinggi, akhirnya berandai-andai. Membayangkan tiba-tiba ia datang, membawa bunga, mengecup kecing, dan mengatakan....i miss you too, babe. Gubrak! Sinetronis ya? Dan kangen itu sulit kalau diucapkan, karena tak pernah ada kata atau pun kalimat yang bisa mewakilinya. Kangen itu hanya bisa dirasakan. Obatnya ya cuma satu, ketemu. Yang membedakan adalah penyikapan. Dalam masa-masa seperti saya, semuanya bisa dikendalikan. Teknologi juga sudah sangat membantu. So, semua itu tinggal kesabaran kuncinya. Iya dong? Karena kangennya tak tergantikan. Setia itu tetap juara lho, dan selalu terbaik.

Kamis, 16 Februari 2012

pengkhianatan itu indah


Pagi tadi saya buka twitter, beberapa teman menyinggung masalah pengkhianatan. Salah satunya mengatakan bahwa pengkhianatan itu indah, karena sebenarnya Tuhan menyelamatkan kita dari orang yang jahat untuk bertemu dengan orang terbaik di kemudian hari. Seru ya? Karena selama ini, apalagi saat kita terlibat dalam masalah tersebut, selalu merasa sedih, dan bertanya mengapa? Akibatnya? Kita bisa menyesal tiada henti.

Siapa sih yang tidak merasa sakit, mengetahui pacar berselingkuh dengan orang lain? Hati yang dikhianati itu tidak enak, betul? Saat itu pula perasaan kita hancur, sebal, kesal, jengkel, marah, campur aduk. Yang jelas, segala perasaan tak enak begitu menguasai pikiran. Apalagi kalau kita sudah membina hubungan bertahun-tahun. Ditambah lagi mengetahui, bahwa si gebetan pasangan kita tak lebih baik dari kita (dari sudut pandang kita tentunya). Sering kita menyalahkan diri sendiri, apa selama ini saya yang salah? Well, yang namanya berkhianat ya tetap saja berkhianat. Soal alasan bisa sejuta dicari. Yang pasti, salah satu akan tersakiti. Ini tidak adil, kan?

Berhentilah menyalahkan diri sendiri, karena kalau ditilik lagi, apakah ia juga benar? Faktanya adalah ia berkhianat. Tak perlu menyalahkan, karena masalah tak akan selesai. Yang perlu digarisbawahi adalah, bahwa ia memilih pergi dengan cara tidak baik. Beranikah anda memaafkan? Tentunya. Tetapi untuk alasan formalitas, bahwa hakikat hidup adalah memaafkan. Lalu apa? Girls, lihatlah ke depan. Masih jauh jalan terbentang dan begitu banyak perjalanan dengan varian luar biasa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Toh pasangan anda yang lebih salah bukan? Selama anda berbuat baik, rewardnya akan jauh lebih baik. Bahkan kalau mau jujur, anda cukup beruntung bukan diselamatkan dari orang seperti dia? Masih untung baru beberapa tahun, kalau puluhan tahun?

Itulah kenapa apapun yang terjadi, suka atau duka, semua tak boleh lepas dari rasa syukur. Karena kita ini kan enak, hidup tinggal menjalani. Komentar kanan kiri, kalau itu positif dan baik, silahkan diterima. Kalau sekedar ingin tahu gosip, tak perlu ditanggapi, masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan, dan itu lebih baik. Hidup anda itu bukan milik lingkungan kok. So...santai sajalah. Bersyukur. Itu kunci. Selamat Hari Jumat:)

eksis!


Kata ini wajar terdengar dalam pergaulan sehari-hari. Artinya apa ya? Bisa dibilang kalau anda kuper (kurang pergaulan), tidak terkenal, hanya berdiam diri di rumah, tidak keren, itu masuk dalam kategori tidak eksis! Nggak enak banget ya? Itulah makna secara bebas tentang kata ini. Secara lebih jauh banyak sekali arti yang bisa ditafsirkan dari eksis ini.

Jumat malam menjadi ajang eksis bagi eksekutif muda di kota metropolitan. Itu karena Sabtu-Minggu biasanya mereka libur. Sudah bisa ditebak dong, malam hari mereka kumpul-kumpul dengan teman, pergi ke diskotik, nonton film, dan lain-lain. Anda tidak punya teman? Akhirnya hanya berdiam diri di rumah, menonton televisi, menonton DVD, atau kumpul saja dengan keluarga. Anda tidak eksis! Hehe...ini sih pemahaman yang tak sepenuhnya benar ya? Tapi tidak juga sepenuhnya salah.

Eksis itu wadah untuk mengekspresikan diri, caranya yang macam-macam. Di kelompok pengajian, anda bisa saja eksis, sering tampil menjadi juru dakwah di mana-mana. Atau di ajang adu bakat, anda bisa mencoba mendaftar siapa tahu muncul sebagai pemenang. Kemudian di lingkungan pergaulan, coba deh luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman, kalau perlu selalu berusaha untuk menambah teman baru. Ini akan bermanfaat kok. Paling tidak, dengan bertemu teman baru, anda akan menambah jaringan, memperbaharui pola berpikir, bisa tambah kaya ilmu bukan?

Gampang nggak sih eksis itu?
Nah ini masalahnya. Ada lho orang yang memaksa diri bisa eksis, ujung-ujungnya malah menjadi bumerang. Misalnya dia mencoba masuk di lingkaran pertemanan kita, mengambil hati mereka dengan cara tidak satria. Wah ini bisa bahaya. Atau ia mencoba menjadi pribadi yang disenangi dengan mencontoh gaya teman yang sudah eksis. Ini tidak akan natural. Malah terkesan aneh. Makanya menjadi diri sendiri itu penting. Menjadi jujur dan apa adanya ini juga baik. Tak usah berpura-pura menjadi pribadi yang glamour untuk disenangi atau punya banyak teman. Justru menjadi pribadi yang sederhana biasanya banyak disukai.

Eksis juga tidak melulu harus tampil di lingkungan nyata. Sekarang toh banyak media online yang sedetik akan sanggup mengubah dunia anda. Aktivitas anda bisa dengan mudah diupload, seluruh dunia bisa tahu. Itu tergantung bagaimana anda membentuk citra diri sih. Sekedar pamer foto sepertinya tak perlu. Menunjukkan hal positif dan bermanfaat bagi kalangan banyak, ini baru jempol. Kalau hanya curhat ya ngapain? Sekedar pamer? Lho agama manapun kan tidak menyarankan toh? Yang disarankan hanya satu, berbuatlah baik. So? Mari kita eksis dengan cara yang baik.

Rabu, 15 Februari 2012

cinta ada di mana?


Saya sendiri bingung akan memberi judul apa di tulisan ini. Sepertinya kurang pas. Tapi apalah arti sebuah judul seperti sebuah nama hehe. Hanya sharing saja dari cerita teman yang sedang jatuh cinta, ke sekian kalinya, kepada perempuan yang ke sekian pula. Ahaiy! Jatuh cinta lagi itu memang menyenangkan ya? Mengulang awal ketika kita jatuh cinta pada seseorang, betapa berbunga-bunganya, deg-degan, inginnya selalu bertemu, saling memberi semangat, mengingatkan, dan lainnya. Pokoknya dunia milik berdua deh, yang lainnya hanya penonton.

Asik nggak sih kalau jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama? Bagi penyetia sebuah hubungan, sudah pasti jawabannya iya. Tapi bagi para petualang? Kalau sudah kena batunya baru deh sadar. Seperti teman saya ini. Kali ini benar-benar sedang jatuh cinta. Hingga ia tak peduli anak, istri dan teman. Perbedaan jarak dan usia tak mampu membendung perasaan itu. Entah apa yang dicari, karena sebelumnya ia pun pernah berkali-kali merasakan hal yang sama. Apa karena penasaran? Ingin sesuatu yang selalu baru? Atau modus seksualitas yang lain? Karena si perempuan adalah gadis lugu yang pemalu? Waduh!

Saya kok memandang ini sebagai suatu hal yang egois ya? Laki-laki itu jelas tak akan meninggalkan istri dan anak-anaknya. Ia pun mengatakan pada perempuan muda itu, bahwa kondisinya begitu sulit. Ia hanya ingin tiap kali butuh, si perempuan selalu ada, demikian pula sebaliknya. Ya semoga saja sih perempuan itu tak banyak menuntut dan berharap. Kalau sampai terjadi, dan ini sangat mungkin, ya siapa suruh kan? Dari awal, menurut saya, menjalin hubungan dengan laki-laki beristri sudah salah. Jalan selanjutnya yang dilewati juga sudah pasti salah.

Dalih cinta selalu dijadikan alasan para lelaki beristri ini untuk menaklukkan hati perempuan. Sekarang kalau dicerna lagi, di mana sih letak cinta yang dimaksud? Kalau cinta, bagaimana mungkin tega menggantung sebuah hubungan? Di sisi lain ia mencampakkan keluarganya? Cinta yang mana? Setahu saya sih, yang namanya saling mencinta itu ya tidak ada yang menyakiti, betul-betul sayang, tidak ada pengkhianatan. Nah sekarang, apakah ia tidak berkhianat kepada anak istrinya? Itukah cinta yang digembar-gemborkan? Saya kok melihatnya tidak sama sekali.

air di daun talas


Tahu kan ya air di daun talas jadinya seperti apa? Daunnya goyang ke kiri, ia akan ikut ke kiri, ke manapun. Tapi kalau daun talasnya dipotong, dikibaskan orang, ia bisa terlempar, luruh dalam bumi. Seperti orang pun begitu, apabila tak punya sikap, mengikuti kemauan orang, yang penting aman, bisa lebih celaka. Sia-sia bukan?

Di lingkungan pekerjaan dan pertemanan pun kita sering menjumpai model orang seperti itu. Ke mana boss bicara di situ ia akan berpihak, tak peduli benar atau salah, asal bapak (boss) senang. Dengan demikian ia selamat, aman sentausa. Coba bandingkan dengan karyawan yang punya ide-ide kreatif. Ia akan berani menyatakan pendapat apabila pimpinan melontarkan satu gagasan. Bahkan sekali waktu, ia berani menentang, memberikan masukan dengan ide baru dan inovatif. Ujungnya memang, untuk boss yang bertipe suka dipuji, karyawan tipe ini sangat beresiko. Tetapi karyawan tak pernah takut, karena ia yakin akan kemampuannya sendiri. Ia juga sangat mudah mendapat tawaran pekerjaan baru dan lebih menjanjikan prestise tersendiri. Sebaliknya, karyawan tipe asal bapak senang biasanya akan bertahan lebih lama di perusahaan tersebut, bisa jadi, karena ia tak bisa ke mana-mana. Istilah gaulnya tak bisa move on.

Kemudian dalam pertemanan. Wow, ada saja orang dengan tipe seperti ini. Di depan A dia bersikap baik, seolah A adalah teman terbaiknya, demi mendapat simpati atau sesuatu darinya. Di depan B ia bersikap baik, seolah B juga teman terbaiknnya. Tetapi pada nantinya ia akan melihat siapa yang paling menguntungkan, itu yang lebih akan dipilihnya sebagai teman. Lalu ia rela mengorbankan semua etika pertemanannya dengan B karena merasa aman dan mendapat banyak manfaat dari A. Pertanyaannya adalah, apakah berteman itu hanya diukur dari tingkat kemanfaatan saja untuk diri kita sendiri? Lalu bagaimana dengan teman kita itu? Apakah ia mendapat manfaat yang setimpal? Dengan mengiyakan apa keinginannya, benar atau salah, apakah itu bagus untuk seorang teman?

Hidup ini terlalu indah untuk hal-hal yang negatif. Yuk mari kita isi dengan sesuatu yang positif dan jujur. Juga dalam berteman dan bekerja, apapun itu.


Jumat, 10 Februari 2012

for (give)


Ada ungkapan bahwa bangsa kita adalah bangsa pemaaf. Ada pemimpin berbuat banyak kesalahan, tetap saja, kita punya segudang maaf baginya. Sehingga ketika ia kembali berbuat kesalahan, ramai-ramai menghujat, tetapi begitu mudah pula kita kembali memaafkan. Begitu seterusnya. Apakah Anda termasuk pemaaf? Atau type pendendam, sulit memaafkan kesalahan seseorang?

Dalam hubungan antarpasangan, si laki-laki banyak berbuat kesalahan. Tetapi toh hubungan antara keduanya berjalan hampir empat tahun, meski putus nyambung. Bisa ditebak, salah satu pasti punya jiwa besar untuk memaafkan. Bagi perempuan, memaafkan adalah kelebihan lain yang dimiliki, meski tak semuanya punya jiwa sebesar ini. Mengapa perempuan? Saya tak mau diskriminatif dalam hal ini, tetapi contoh dalam realita kebanyakan seperti itu bukan? Beberapa alasan mengapa perempuan atau laki-laki bisa memaafkan kesalahan pasangan ada berbagai hal; bisa karena memang ia cinta, memaklumi kesalahan yang diperbuat, harapan untuk bisa berubah (tak mengulangi kesalahan lagi), atau pemakluman karena sebaliknya ia pun bisa melakukan kesalahan yang sama.

Well, apapun itu, keberanian seseorang memaafkan pasangan, teman, rekan kerja, adalah satu sikap yang positif. Tetapi menurut saya ada etika memaafkan. Sebaiknya sih, ia harus diberitahu apa kesalahannya. Ada peringatan supaya di kemudian hari tak melakukan kesalahan itu. Dan ia tahu, bahwa kesalahan yang sudah ia perbuat bisa merugikan anda maupun ia secara pribadi. Dengan demikian ia bisa terhindar dari lubang yang sama. Dan anda pun selaku teman atau pasangan bisa nyaman bekerja sama dengannya.

Lalu apabila sudah memaafkan dan ia tak berubah? Ini pilihan. Saya sih cukup memberi toleransi tak lebih dari 3 kali. Teguran pertama tak diacuhkan lanjut teguran ke dua. Masih tak bergeming? Mohon maaf, saya hanya manusia biasa yang harus lebih ditempa banyak pelajaran mengenai kesabaran. Meski saya bisa membuat alasan riil, bahwa memang ia tak bisa berubah dan maaf hanya menjadi sekedar kata. Bagi saya sudah cukup. Saya memilih berkawan dan bekerjasama dengan orang-orang yang dinamis dan menyenangkan.

Kamis, 09 Februari 2012

Deadline


Ada klien datang ke kantor, tiba-tiba, tak ada janji ketemu. Dengan sangat terpaksa saya tak dapat menemuinya, karena betul, hari ini saya kena deadline! Bagi wartawan, hal ini sangat akrab dialami sehari-hari. Mereka harus memburu berita, membuatnya, dengan batasan waktu super ketat. Makanya tak heran di jam-jam rawan, mereka sama sekali tak mau diganggu.

Kadang-kadang kita bisa diselamatkan dengan deadline ini. Contoh, tak jarang kita sering menunda-nunda pekerjaan karena masih punya banyak waktu. Alhasil, pekerjaan menjadi terbengkalai, hingga tak tersentuh sama sekali. Memang sih masih banyak dari kita yang kurang menghargai waktu. Padahal masalah makin ditunda makin menumpuk, juga tertimpa masalah baru lainnya. Atau di bagian program kreatif, sering menunggu mood dan ide untuk mengerjakan sesuatu. Padahal ide tak bisa ditunggu, ia harus dibiasakan. Akibatnya, pekerjaan yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Alasannya? Tak cukup waktu, mepet, dan sebangsanya.

Kebiasaan yang buruk seperti itu memang butuh deadline. Mau tak mau, terpaksa atau tidak, kita akan menyelesaikan pekerjaan, seberapa pun hasilnya. Maksimal atau tidak. Toh, akhirnya selesai. Kalau begini masalahnya, cukup mudah bukan? Solusinya adalah membuat deadline setiap hari untuk pekerjaan kita. Tujuannya adalah membiasakan diri berproses, melakukan pekerjaan sesuai waktu, dan produktif. Apapun pekerjaan itu. Tinggal kita yang membuat skalanya, taruhlah ada point 1 sampai 10. Level tertinggi sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Level di bawah 5 masih ada toleransi dan kesempatan merevisi.

Good luck!

Selasa, 07 Februari 2012

This is Your World


Risih kan ya mendengar omongan orang-orang yang selalu menggunjingkan kita? Apalagi kalau itu menyangkut kabar negatif. Pastinya, makin banyak kabar buruk tersiar, akan menjadi sasaran empuk pewarta gratisan itu ke saentero dunia. Dan kadang, mereka ingin tahu kabar tentang kita, bukan karena mereka peduli, tetapi lebih pada sebab 'kepo', want to know aja. Itu akan menjadi bahan omongan ke teman-teman, supaya citra kita menjadi tak baik.

Ketika kuliah selalu ditanya, mana pacarnya? Sudah punya pacar, ditanya, kapan kawinnya? Terus, sampai punya cucu-cicit. Nah lho, apa kita mau nurutin kemauan orang? Tak akan ada habisnya bukan? Lagian kenapa hidup kita disetir orang lain? Ada yang salah kan ya di sini? Tuhan saja membebaskan kita mau ngapain, malah kitanya yang nyerah pada omongan orang. Well, ini enggak banget. Marilah kita berpikir di luar kerangka atau kotak.

Tetangga anda datang ke rumah, menyampaikan berita miring mengenai Anda. Siapapun akan marah, meski sedikit. Tetapi kita tengok deh siapa tetangga kita itu, seperti apa latar belakang pendidikannya, pekerjaan, kebiasaannya, dan lain-lain. Contohnya, mungkin ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa, tak punya aktivitas lain, selain mengurus anak, memasak, dan di rumah. Atau ia adalah ibu rumah tangga yang literate, well educated, gaul, kita musti cari tahu, apa sih motif ia melakukan itu kepada kita. Tapi ya, tak perlu spaneng untuk buru-buru mencari bukti. Karena apapun motivasi orang menggunjingkan anda pasti karena banyak hal. Itu pun hak mereka untuk melakukan hal itu.

Bisa jadi ia iri terhadap popularitas anda yang sedang naik daun. Apalagi ini didukung dengan kemampuan si penggunjing yang sulit menyamai anda. Atau mungkin ia kurang kerjaan, sehingga siapapun perlu dijadikan bahan gosip, termasuk anda. Kemudian ia mencari sensasi. Dengan menggunjingkan anda, maka ia akan mendapat teman ngobrol, mendapat perhatian. Dan masih banyak lagi motif yang lain. Tentunya lebih banyak untuk kepentingan dia.

Kalau sudah begitu, kembali ke diri kita. Kenapa kita harus marah? Kecuali itu sudah keterlaluan, perlulah dikonfirmasi. Tetapi kalau sekedar pepesan kosong? Malah buang energi dan pikiran. Mending kita mencurahkan perhatian kita pada hal positif yang bisa menunjang karir kita bukan? Hidup ini milik anda kok, orang lain tak berhak mengaturnya. Kecuali memang anda menyerahkan diri untuk menjadi mainan mereka. Selamat hari Rabu:)

Minggu, 05 Februari 2012

love melts a frozen heart


Indah ya ketika orang merasakan jatuh cinta? Atau ada di antara anda yang sama sekali belum pernah merasakan cinta? Ah, ini tidak mungkin. Selain kepada pasangan, perasaan itu sudah alami muncul dalam keluarga kok. Cinta tidak melulu hanya kepada pasangan, tetapi teman, sahabat, keluarga, tak terkecuali Sang Khalik. Semua terasa indah dan menyenangkan. Coba ya kalau media kita banyak memberitakan percintaan dan kasih sayang, pasti kerusuhan akan bisa diminimalisasi. Saya memang suka menulis tentang cinta, karena menurut saya sih itu menyejukkan, dan mungkin satu hal yang paling saya mengerti di banding isu lain yang berat-berat hehe....

Agak kembali pada kisah Tom dan Liana dulu ya. Pada awalnya, Liana adalah pribadi yang tomboy, cuek, angkuh. Setelah mengenal Tom, sedikit demi sedikit gadis berambut lurus itu mulai sadar, bahwa ia hidup bukan sendiri, tetapi bisa bermanfaat bagi orang lain. Tom memberi pengaruh positif, bahwa menjamu teman yang bersilaturahmi ke rumah adalah salah satu bagian dari wujud perhatian, hal yang sebelumnya tak pernah Liana lakukan. Pun ketika Liana dipahamkan akan arti kasih yang luar biasa dari seorang ibu, yang membuat Tom sangat menyayangi ibunya lebih dari apapun.

Dari Tom pulalah, Liana mengerti akan makna senyum. Meski tak banyak hal yang bisa kita lakukan untuk sesama, memberi seulas senyum adalah satu hal spesial, bisa membuat orang senang, balik tersenyum kepada kita. Bayangkan apabila tiba-tiba kita ke luar rumah, berpapasan dengan tetangga, ia menatap kita dengan pandangan garang. Betapa pagi yang begitu indah langsung berubah warna menjadi gelap gulita bukan? Oh no. Better senyum untuk orang tak dikenal sekalipun. Toh senyum tak harus beli. Cukup memanfaatkan anugerah dari Tuhan, untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Saya mengambil contoh memang dari hubungan percintaan sepasang kekasih, karena ini umum terjadi. Tetapi ada yang berperan sangat besar dari satu hubungan ini, yaitu --salahsatunya-- adalah teman. Waktu Tom dan Liana putus, siapa yang memberi semangat dan merengkuh mereka? Tio adalah sahabat Liana yang mampu memberikan nasehat, bahwa ia harus koreksi diri, untuk ke arah yang lebih baik. Kembali, Liana mendapat pelajaran penting, bahwa cinta seorang sahabat, kepedulian, perhatiannya jauh melebihi dari sang pacar. Bukankah apa yang disampaikan Tio malah menambah level kehidupannya setingkat lebih tinggi? Oh cinta......bisa tumbuh di siapa dan kapan saja.

Jadi percayakah Anda bahwa cinta bisa melelehkan hati yang beku? Saya pribadi sangat percaya itu. Banyak kan orang yang sedang jatuh cinta mendadak suka senyum sendiri, memeluk teman sepanjang waktu, tiba-tiba bisa puitis dan mengerjakan segala sesuatu dengan powerfull? Sebaliknya, putus cinta membuat semua seolah menjadi malapetaka, gelap, suram, rusuh, hal negatif. Wew! Makanya ya makanya....mari taburi dunia ini dengan cinta, supaya semua menjadi lebih bermakna. Salam cinta dari Jogja :)

love and chemistry


Pernah mengalami love at the first sight? Begitupun Liana. Pertama kali ia bertemu Tom, betapa ia yakin, bahwa cowok bertubuh tegap itu akan bisa menjadi pacarnya. Dan entah apakah keduanya karena ada chemistry, sehingga mereka memutuskan untuk kembali bertemu, hingga tiga minggu kemudian memproklamasikan hubungan dalam bentuk pacaran. Begitu cepat? Mungkin.

Dan akhirnya malam minggu menjadi malam yang selalu ditunggu untuk Tom dan Liana. Sampai kemudian, semua berubah menjadi malam suram ketika Tom mengatakan dengan jujur, bahwa ia belum bisa melupakan mantan pacarnya. Ah ya, suka atau tidak, gadis mungil berparas oriental itu harus merelakan Tom rehat, untuk meyakinkan hati, bahwa ia sepenuhnya akan memilih Liana. Yang unik adalah, ketika Tom tetap meminta kesediaan Liana untuk menerima kunjungannya tiap malam minggu. Well, kenapa harus keberatan kalau memang di hatinya masih ada cinta dan harap kepada cowok bermata teduh itu?

Hingga kemudian, setelah tiga bulan berlalu, Liana merasa belum ada perubahan di diri Tom, kecuali malah perasaannya yang kian besar, akan cinta laki-laki bertubuh atletis itu. Toh, Tom tak bergeming. Liana sedih, meski di satu sisi, ia begitu berharap bisa memiliki laki-laki yang sudah membuat hari-harinya berwarna. Akhirnya Liana hanya pasrah, menyerahkan semua pada Tuhan, mencoba jujur, bahwa memang ia mencintai laki-laki bertinggi di atas rata-rata itu. Dan kalau Tuhan pasti mengabulkan permohonannya, hanya ia meminta untuk diberi kesempatan memiliki Tom.

Malam itu Tom datang, membawa rekaman CD dengan cover depan gambar dua orang perempuan, satu berbaju putih dan satu hitam. Di tengahnya ada visualisasi seorang laki-laki, yang mengulurkan tangannya ke sosok perempuan berbaju putih, sedangkan perempuan berbaju hitam, mencoba meraih tangan si laki-laki. Tom mengatakan pada Liana, rekaman lagu-lagu dalam CD itu adalah ungkapan perasaan terdalam, untuknya. Segera setelah Tom pergi, Liana memutar CD itu. Oh God.......betul-betul romantik. Liana tahu jawabnya. Tom sudah menutup lembaran lama untuk memulai lembar baru, bersamanya. So sweet....

Tetapi entah kenapa, setelah keduanya menjalani hubungan lagi, Liana merasa chemistry awal sudah tidak seperti dulu lagi. Dan ah......sulit rasanya memupuk perasaan yang dulu begitu menggebu. Berulang ia coba mengulang memori saat pertama ketemu Tom, proses jadian, hingga sekarang. Tak ada yang berhasil. Ironis, ketika Tom tak memiliki perasaan yang sama. Suka atau tidak, lagi-lagi, yang ke dua kali, ini harus dijalani. Mereka harus berpisah. Mungkin itu menjadi terbaik, meski Tom pada awalnya tak bisa menerima, toh kenyataannya, semua berjalan seperti sekarang bukan?

Analoginya seperti ini, pada awalnya, Tom dan Liana berjalan berdampingan menuju ke arah yang sama. Seiring perjalanan waktu, banyak hal yang mengakibatkan keduanya berubah sudut pandang. Fatalnya, ketika salah satu menjadi tidak bisa mengimbangi yang lain, dan malah menahan langkah kaki. Kecuali, keduanya bisa saling menuntun, menuju ke satu arah. Idealnya harus imbang memang. Tak semuanya akan bisa seperti itu. So, keputusan terbaik dari yang terburuk, adalah berpisah. So sad? Yes. Tak apa mundur selangkah untuk lompatan besar di kemudian hari.


from Djogdjakarta with love


Memasuki bulan Februari, semua orang pasti tahu, ini dia bulan yang romantis, dipenuhi nuansa pink. Hehe...entah euforia atau apa namanya, yang jelas Februari bisa dijadikan bulan penuh makna. Di mall, restoran, hotel, banyak menawarkan program untuk pasangan, special dinner, special entertainment, and more. Meski ungkapan kasih sayang bisa diucapkan dalam bulan apapun, hari apapun, tetapi seru juga lho menyampaikannya di bulan ke dua tahun ini. Seperti apa sih ungkapan kasih sayang Anda terhadap orang terkasih?

Roemah Pelantjong mengabadikan moment Februari ini dengan banyak hal, antara lain pameran bertajuk From Djogdjakarta With Love. Pameran ini menampilkan batik, wayang, t-shirt, fashion, foto, lukisan, pernak-pernik hingga makanan bernuansa 'love'. Apakah semuanya berwarna pink? Nah, intip saja yuk nanti mulai tanggal 14 Februari 2012, di Jalan Magelang km 8 Djogdjakarta.

Sekarang ini masih dibuka pendaftaran untuk lomba foto dengan tema from Djogdjakarta with love. Buat anda yang punya moment spesial dengan orang terkasih, silahkan potret dan kirim ke sekretariat Roemah Pelantjong ya? Siapa tahu anda termasuk orang yang beruntung memenangkan hadiah total jutaan rupiah? Nantinya pada 12 Februari akan dipilih 10 finalis yang berhak mengikuti pameran di Lentoer Galery Roemah Pelantjong dalam rangkaian pameran from Djogdjakarta with love. Biaya pendaftaran 85 ribu rupiah sudah termasuk t-shirt limited edition from Djogdjakarta with love. Seru kan? For more info silahkan klik www.djogdjakarta.com, www.roemahpelantjong.blogspot.com, atau follow twitter @rmh_pelantjong, facebook: roemah pelantjong. Lengkap kan?

Mari menebar kasih sayang di Februari dalam From Djogdjakarta With Love :)

Kamis, 02 Februari 2012

happy to find you


You were so sweet, you know?
Happy to find you, like that will never end
You are a boon, wholly grateful
in this state, I was only able to utter

I'm happy with you
and i want to hold you forever
became the sole owner of my heart



Rabu, 01 Februari 2012

teman lama yang baru


Bertemu teman lama itu menyenangkan. Betul? Ya iyalah, kita bisa bernostagia ketika dulu sama-sama pernah merasakan susah. Apalagi kalau ia adalah teman dekat, tahu luar dalam kisah kita, baik itu dalam keadaan suka maupun duka. Wuihh pasti seru. Sembilan tahun tak bertemu, sekali bertemu bisa berjam-jam melewatkan waktu saling bercerita, mengenang, hingga merencanakan kolaborasi bisnis dan lainnya.

Saya baru saja bertemu dengan teman lama, teman ketika pertama kali memasuki dunia kerja. Dulu kami sama-sama masih lugu, masih bergaji kecil, dan sering tidur di kantor karena letak rumah yang jauh, dan kebetulan, kantor menyediakan mess bersama. Pertemuan itu tidak kami rencanakan. Dalam perjalanan melewati tol dalam kota, tak sengaja saya melihat baliho besar dengan foto teman saya itu sebagai model iklannya. Kontan saya langsung BBM dan ia begitu senang dan ingin bertemu malam itu. Dan kami pun makan malam bersama.

Well, sembilan tahun tak bertemu tentunya banyak hal yang berubah. Baik itu cara bicara, sudut pandang, hingga pengalaman. Bersyukur kami sudah melampaui banyak hal, dan semua menuju ke arah kebaikan. Kebersamaan masa lalu dan sekarang tetap tak terbantahkan, meski kadarnya berbeda, taruhlah naik level dari sebelumnya. Honestly, saya bangga sekali dengan teman saya ini. Saya sangat bahagia bisa bertemu dengan ia lagi, dalam keadaan semuanya menjadi lebih baik. Ia yang menjadi lebih religius, menikmati bekerja, senang mencoba hal baru, suka menolong, tidak rapuh. Mungkin dulu saya melihatnya masih rapuh. Tapi sekarang, ia sudah demikian kuat. Mungkin waktu juga yang membuatnya menjadi seperti ini. Pun cita-cita ke depan, begitu optimis, dan dari binar matanya, saya yakin, ia bisa mendapatkan itu semua. Selamat ya, teman lama yang baru:)

bila diberi kesempatan


Di dunia ini sesuatu terjadi bukan karena kebetulan, tetapi memang sudah diatur oleh Yang di Atas. Pertemuan dengan seseorang itu bukan kebetulan semata, tapi adalah peluang, untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Tetapi kadang, kita lengah, dan menyia-nyiakan kesempatan itu. Anda pernah mengalami hal seperti ini?

Masih ingat pertama kali jatuh cinta dengan pasangan? Seolah semua sekeliling menjadi sangat berwarna. Sepanjang jalan kita bisa tersenyum-senyum sendiri, seakan pohon dan bunga menyapa kita dengan ramah. Lalu seiring waktu, perasaan cinta terhadap pasangan menjadi berkurang, entah karena bosan, ada seseorang yang lain, pun sejuta alasan yang membuat hubungan menjadi tidak lagi harmonis. Kemudian tiap-tiapnya memutuskan hubungan, atau salah satu pihak. Dunia menjadi kelabu, tak semenarik dulu. Penyesalan mulai muncul, ada keinginan untuk mengulang kembali masa indah itu. Tetapi sayang, pihak lain tak berperasaan sama. So sad...

Lalu apa hubungannya dengan judul pada blog ini? Saya hanya sedikit berbagi saja dari pengalaman pribadi. Itulah mengapa menjadi sangat penting untuk selalu bersyukur. Ketika kita dianugerahi pasangan yang mencintai, betapa beruntungnya kita, memiliki seseorang yang selalu mengingatkan di saat kita lupa. Mempunyai seseorang yang rela membagi kasih untuk kita, meski kadang kita sibuk, lalai memperhatikannya balik. Oh God, orang lain masih mencari seseorang seperti itu, sedangkan kita sudah ada di samping kita? So meaningful.

Saling mengasihi jauh lebih baik dari pada kita menyakiti orang lain bukan? Berbagi kasih, seperti ibu mengasihi anak dari kecil hingga ia dewasa, itu tanpa pamrih. Tak ada salahnya kalau kita mengadopsi sedikit saja riwayat kasih ibu, untuk menjadikan dunia ini lebih baik, dunia kitga sendiri, bukan orang lain. Karena itulah, apabila nanti diberi kesempatan lagi, berikutnya, harus lebih baik, lebih bersyukur, dan jagalah hati.