Selasa, 26 Agustus 2014

PazaarSeni 2014 Semarang (3)

Salah satu yang menarik di PazaarSeni kali ini menampilkan karya Anfield Wibowo, anak divable, tuna rungu dan tuna wicara, berumur 10 tahun. Berikut adalah karya-karyanya:


Termenung.... By Anfield Wibowo #PazaarSeni 2014 #Semarang #painting #indonesia


Berdua, by Anfield Wibowo, a talented young artist from Indonesia.

PazaarSeni 2014 Semarang (2)

Di bagian ini saya akan menampilkan beberapa lukisan dari PazaarSeni 2014 di Semarang. Karena tidak ada katalog, beberapa tidak ada tampilan deskripsinya. Menurut Mulyo Hadi Purnomo, Ketua Dewan Kesenian Semarang, karena konsepnya Pasar Seni memang seperti pasar, jadi tak ada katalog. Baiklah.


Saya suka saja dengan lukisan ini, entah siapa pelukisnya.


Adam & Hawa, by Anfield Wibowo, pelukis muda Indonesia, berusia 10 tahun, divable #Pazaarseni #Semarang #Indonesia

PazaarSeni, Pasar Seni 2014 Semarang (1)


Pasar Seni kali ini bertajuk PazaarSeni 2014, diselenggarakan pertama kali di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jl. Sriwijaya 29 Semarang. PazaarSeni digelar dari 24 hingga 30 Agustus 2014 dengan beragam acara antara lain: pameran lukisan, musik indie, layar tancap, workshop penulisan seni, hingga pementasan Wayang Orang Ngesti Pandawa. Acara ini diprakarsai Dewan Kesenian Kota Semarang didukung Pemerintah Kota Semarang dan sponsor. 

Pada kesempatan hari ketiga, Selasa, 26 Agustus 2014, saya bersama teman-teman berkunjung ke arena. Sebagai orang yang suka seni, saya merasa senang dan bangga, Kota Semarang bisa menyelenggarakan event ini. Banyak lukisan dari beragam artis Indonesia, dari anak-anak hingga pelukis senior. Luar biasa, begitu banyak kreativitas seniman kita dan mereka cukup produktif. Dari perbincangan saya dengan panitia dikatakan bahwa seniman dari Jakarta dan Jawa Timur pun berpartisipasi di acara ini, selain tentu saja artis Semarang dan Jawa Tengah. Mereka menyuguhkan beragam genre yang membuat pengunjung betah melihat satu demi satu hasil karya yang dipajang.

Lalu datanglah Walikota Semarang Hendrar Prihadi beserta jajarannya. Alhasil, beliau pun membeli beberapa lukisan. Kemudian dari perwakilan pengusaha pun hadir. Entah karena mereka memang kolektor atau buyer biasa, yang jelas mereka membeli beberapa lukisan dari peserta. Saya pernah beberapa kali membuat pameran lukisan di Yogyakarta, daya belinya sungguh berbeda dengan Semarang. Semarang lebih menjanjikan kali ini. Ya, kota ini memang unik. Mungkin karena banyak pebisnis di sini sehingga aliran uang lebih mudah atau memang taste pebisnis dan pehobi yang sama-sama punya minat di bidang seni. Komentar saya, Semarang bisa diandalkan untuk peristiwa seni. Ayo ke Semarang!

Senin, 25 Agustus 2014

Ten Years From Now

Lagi-lagi ada yang menarik setiap kali selesai nonton film. Kali ini film Collateral yang dibintangi Tom Cruise dan Jamie Foxx. Jamie sebagai sopir taxi yang punya impian besar. Secara tak sengaja Tom sebagai Vincent menumpang taxinya. Mereka akhirnya terlibat satu permasalahan serius yang membawa keduanya saling bekerja sama. 

Di taxinya Jamie yang berperan sebagai Max selalu membawa berkas yang merupakan visualisasi dari impiannya. Awalnya Max tak mau terlibat dalam masalah Vincent, tetapi karena terpaksa akhirnya ia membantunya. Vincent mengritiknya,"Kamu mempunyai impian besar dan 12 tahun hanya mengemudikan taxi. Kenapa kamu tidak melakukan sesuatu untuk merealisasikan mimpimu itu? Kamu tak pernah tahu 10 menit ke depan apa yang terjadi."

Ya benar, hal itu terngiang di telinga Max. Ini juga mengetuk pikiran saya, lalu mengingat, 10 tahun lalu saya ada di mana sebagai apa. Akhirnya mengevaluasi diri sendiri. Kalau punya mimpi harus melakukan sesuatu untuk meraih mimpi itu. Apabila fokus, dan terus-menerus berusaha serta doa, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Well, Max akhirnya mendapatkan cita-citanya, dengan perjuangan yang dahsyat, melalui pertemuan tak terduga. Benar juga, kita tak pernah tahu apa yang terjadi 10 menit ke depan. Good luck!

Absolutely Unique

Saya mendapat quote ini dari postingan twitter Guy Kawasaki, seorang motivator dan author terkenal. Tadi pagi saya chatting dengan teman lama dari Midle East yang sudah lama tak bertemu. Ia mengatakan kangen kepada saya. Ia bilang saya unik, tak ada orang yang seperti saya. Lalu entah ia bercanda atau tidak, ia mengatakan bahwa ia bertemu 40 orang yang mirip dengannya, dan 1 orang paling mirip dengannya. Hahaha....a light joke in the morning

Ini mengingatkan saya pada quote di atas. Saya bilang bahwa orang itu unik, tak ada yang sama. Beberapa tahun yang lalu, teman saya yang saat ini bermukim di Panama --dalam kesempatan kami bisa mengobrol cukup panjang, hingga sampai pada kesimpulan-- mengatakan bahwa manusia tak ada yang sama persis, meskipun ia kembar sekalipun. Itulah mengapa Tuhan begitu luar biasa. Tak ada standard kaku di dunia ini.

Beberapa guideline diciptakan manusia hanya untuk penunjuk dan aturan, selanjutnya dalam pelaksanaan, kita bebas sendiri mengaplikasikannya. Anda mau dengan cara serius, bercanda, atau gabungan bahkan variasi lebih dari dua hal? It's ok guys. Ini dunia bebas. Enjoy your life.

Public Enemies

Ini film tahun 2009, bintang utamanya Johny Depp. Lumayan bagus. Kisah penjahat, perampok bank yang menjadi buruan pemerintah dan publik. Saya tak bicara banyak tentang isi ceritanya. Ada pesan yang membuat saya tergelitik pada peran Johny Dillinger, si Johny Depp, tokoh utama dari Public Enemies itu.

Meskipun ia buron saentero dunia, tapi Dillinger begitu cool, dan cuek tampil di depan umum, tanpa topeng, dan tetap waspada. Sorot mata yang tajam, didukung pengalaman, dan keyakinan penuh membuat ia selalu lolos dari tangkapan polisi dan intel. Keyakinan ini begitu kuat, termasuk saat ia membuat seorang perempuan yang akhirnya mencintainya sepenuh jiwa. Ia selalu yakin dan pasti saat mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Akibatnya teman-teman lama dan baru yang ditemui, merasakan kekuatan itu dan membantu dengan empati. Well, Dillinger memang membuktikan ucapannya.

Selain itu ia seorang yang romantis dan setia, ini sih saya melihat dari filmnya saja ya. Fokus. Beberapa hal yang saya ingat, ketika pacarnya meragukannya, Dillinger berkata: "Saya melakukan lebih baik dari mereka.Saya bisa pergi ke manapun saya mau, kapanpun." Itulah dia. Yakin, fokus, matang, empatis.Ya akhirnya ia terbunuh, setelah sekian lama semua teman-temannya ditembak. Dan ia tak pernah takut tanpa teman. Hanya satu yang membuat sedih, adalah ketika pacarnya tertangkap, karena ia satu-satunya orang yang membuatnya jatuh cinta dan mendukungnya. 

Bye bye, black bird.

The August

Menulis menjadi hal yang paling sulit kulakukan. Sering hasrat itu muncul, tapi lalu hilang begitu saja. Kebiasaan menunda dan lainnya, membuat menulis menjadi terbengkalai. Sampai kemudian beberapa hari lalu, saya bertemu kenalan baru, dari Singapura. Selain guru, ia pelukis juga. Kami mengobrol begitu asik karena ternyata kita punya kesukaan yang sama di bidang seni, budaya, sampai film. Beberapa saat kemudian, ia mengeluarkan notes kecil, lalu menulis sesuatu. 

Saya: "Kamu menulis apa?"
Ia: "Apapun. Saya sering menulis peristiwa dalam perjalanan. Semacam diari, dan kadang saya menulisnya untuk koran di Singapura."

Dhuer! Saya menjadi tertimpuk dengan kata-katanya. Lalu saya menjadi semangat lagi untuk menulis, apapun. Semoga bisa ya?