Selasa, 25 Juli 2017

Pasrah dalam Bisnis

Tadi pagi saya berkesempatan ikut acara talkshow bisnis. Acara ini difasilitasi oleh Radio Idola FM Semarang bertempat di Hotel Pandanaran Semarang. Selain menjalin networking, mengikuti acara semacam ini bisa untuk refreshing dan menambah ilmu tentu saja. Saya sendiri mendaftar sebagai peserta karena mendapat info dari komunitas Forum Rembug UMKM (FRU) Jawa Tengah. Saya mendaftar atas nama perusahaan di bidang jasa.

Banyak pengusaha kecil dan besar hadir di acara tadi pagi. Tak hanya dari Semarang, sekitar 70-an orang peserta juga datang dari Purwodadi, Ungaran dan sekitarnya. Unit usahanya bermacam-macam dari sektor kuliner, jasa, kerajinan, industri besar dan lainnya. Dari beberapa mereka membawa sample produk untuk diperlihatkan kepada peserta untuk promosi. Pas dan mengena! Sebagai pebisnis tentunya ajang semacam ini sangat bermanfaat bagi mereka untuk menjalin komunikasi dan berjejaring, memperluar market.

Pasrah

Banyak sekali bahasan pada talkshow kali ini, tetapi mayoritas para pembicara mengedepankan motivasi dan semangat untuk para pebisnis dan pelaku UMKM yang hadir. Hal penting yang saya ambil dari keseluruhan hasil talkshow, salah satunya adalah tentang "pasrah". Pasti Anda tak asing dengan kata ini atau bahkan pernah mengalaminya. Tiap orang pun pasti punya definisi sendiri tentang "pasrah" ini.

Pada setiap usaha selalu ada saja ujian demi ujian yang harus dilalui, entah itu masalah sumber daya manusia, produk ataupun permodalan. Satu hari dua hari bisa dilewati dengan mudah. Tetapi bagaimana kalau ujian tak kunjung selesai. Barang tidak kunjung laku hingga berbulan-bulan, pendapatan tak menentu sehingga mengganggu cash flow keuangan pribadi. Satu demi satu karyawan meninggalkan kita sedangkan modal makin tipis hingga tak jarang terbelit hutang. Tiba saatnya hutang sulit atau bahkan tak terbayar. Apa yang harus dilakukan? Tentunya sebagai seorang calon pengusaha sukses banyak jalan yang masih harus dilalui.

Salah satu pembicara adalah Putu Putrayasa, seorang penulis buku, coach dan trainer. Ia memberi masukan apabila semua jalan telah buntu, termasuk dalam hal membayar hutang, yang bisa dilakukan adalah "pasrah". Berdoa adalah menjadi hal paling penting pada masalah ini. Sholat apabila Anda seorang muslim dan khusyuk berdoa mohon pertolongan kepada Allah SWT. Selain itu Anda bisa menolong orang yang membutuhkan bantuan, bisa ke panti asuhan atau siapapun yang membutuhkan bantuan Anda. Justru pada saat kita berserah atau pasrah, energi ini menjadi luar biasa. Bantuan tiba-tiba datang entah dari mana asalnya. Turutilah kehendak alam dan jangan melawan.

Putu juga memberikan tips dalam kondisi terbelit hutang, sebaiknya tebarkanlah perasaan cinta, termasuk mencintai orang yang telah membantu kita meminjakan uangnya. Doakanlah orang yang telah berbaik hati kepada kita dengan tulus. "Saya dulu waktu punya hutang, kerjaan saya tiap hari cuma berdoa. Habis sholat subuh berdoa lama sampai siang. Habis mau gimana lagi saya nggak tau musti bagaimana? Tapi dari situlah saya mendapat energi yang luar biasa. Bantuan itu tiba-tiba datang entah dari mana. Jadi banyak-banyaklah berdoa."

Pembicara lain Guntur Raditya Wardhana memberikan kiat tentang "pasrah" dalam bisnis. Dari pengalamannya, ia memiliki pilihan, meminjami uang satu juta ke satu orang atau dibagi ke 10 orang sehingga per orang memperolah bantuan 100 ribu? Ia memilih membantu 1 orang dengan 1 juta rupiah. Alasannya dengan memberikan bantuan 100 ribu kepada 1 orang tak akan menghasilkan apa-apa. Tetapi membantu 1 orang yang benar-benar membutuhkan dan akan menjadi sesuatu, menurutnya itu akan lebih bermanfaat. Semua kembali ke Anda, mau memilih opsi yang mana?

Nah kan berguna tipsnya ya? Yang pasti, masalah harus dihadapi, seberapa besar resikonya. Apapun bentuk masalah semua harus dijalani. Menjadi pengusaha tidak bisa tinggal diam seperti karyawan, karena karyawan menunggu tindakan Anda. Karyawan setiap bulan selalu menunggu uang gajian. Sedangkan busines owner belum tentu bisa gajian atau tidak. Kira-kira begitu hasil talkshow tadi pagi. Semoga bermanfaat. 

Jumat, 21 Juli 2017

Good Looking dalam Public Speaking

Anda cantik? Tampan? Sepertinya tak ada masalah ya apabila kamu memilih tampil "asal" di muka umum. Toh orang sudah mengakui kecantikan Anda selevel artis papan atas. Lalu Anda merasa jelek? Tidak terlalu ganteng? Tinggi Anda kurang pas, ditambah kelebihan berat badan beberapa kilo dari ukuran ideal? Lalu Anda merasa percuma tampil rapi atau "lebih" dari anggapan orang? Hmm.....mari kita bahas di sini. 

Saya termasuk penyuka orang yang tidak suka tampil biasa-biasa saja. Selalu ada ciri khas bagi orang itu untuk dikenali sebagai identitas atau karakter. Sewaktu saya bekerja di Jakarta, Direktur saya mengatakan,"Meskipun berseragam, tetapi alangkah baiknya kalau Anda tampil berbeda dibanding teman lain, karena itu menunjukkan siapa Anda." Betul juga ya, makanya sering ada olok-olok,"Kok kayak panti asuhan, kembar." Apapun situasinya, berani tampil beda adalah sesuatu.

Good Looking dalam Public Speaking

Dalam public speaking pun menampilkan ciri khas diri sendiri itu penting. Saya pernah dikritik oleh salah satu orang tentang penampilan berbusana saya, katanya belum menampakkan siapa jati diri saya. Dari situ saya berbenah dan mencoba mengevaluasi penampilan sesuai karakter. Jadi sekarang ketika orang langsung mengatakan,"pasti pakai baju hitam." Itu adalah salah satu ciri khas saya. Keuntungan orang memiliki karakter sebenarnya banyak, salah satunya, klien pasti langsung akan mengingat siapa Anda, begitu Anda mengingatkan tentang pertemuan awal kalian. Misalnya,"Oh Mbak Nita yang rambutnya dicat pirang dan funky itu?" Ini sekaligus branding Anda secara pribadi. That's the point!

Selain itu apabila Anda harus tampil berbicara di depan umum, tentunya semua mata audience akan tertuju ke Anda bukan? Bayangkan apabila Anda tampil acak-acakan, berbusana terlalu menyolok, kombinasi warna yang tidak match. Audience akan lebih fokus memperhatikan penampilan daripada materi sesungguhnya. Bisa dikatakan presentasi Anda akan gagal total. Coba perhatikan penampilan Mark Zuckerberg dan Steve Jobs. Mereka berdua berbusana sangat simple. Tetapi good looking dan semua orang nyaman dibuatnya. Setidaknya seperti itulah gambarannya.

Bagaimana Tampil Good Looking?

Lalu bagaimana tampil good looking? Apakah selalu mahal? Tidak juga. Sekarang jaman sudah digital banget, tinggal search di google semua yang Anda mau pasti ada. Anda bisa cari tips berbusana modis tapi murah dan semacamnya. Nanti akan muncul banyak pilihan gaya dari harga termurah sampai termahal. Anda tinggal menyesuaikan dengan isi kantong bukan? Anda juga bisa menyesuaikan dengan kepribadian. Misalnya Anda seorang yang tomboy, tentunya akan sangat terganggu dengan gaya busana yang terlalu girly. Begitu pula sebaliknya. Selain itu kondisi badan juga menjadi pertimbangan Anda memilih pakaian. Anda yang terlalu gemuk bisa memilih pakaian dengan bahan yang menyerap keringat dan tidak memperlihatkan Anda makin terlihat besar, dan sebagainya.

Bagaiana dengan parfum? Perlu nggak perlu ini soal pilihan. Apabila Anda tak suka memakai parfum tak masalah kok tidak menggunakannya, tetapi menjaga kebersihan pakaian itu penting. Misalnya Anda naik motor, sebaiknya Anda membawa double jacket, 1 jaket untuk berkendara, 1 lagi khusus ketika Anda kenakan di ruangan yang banyak audience-nya.Ini akan menolong penampilan Anda di muka umum. Tetapi apabila Anda tak memerlukan jaket untuk dikenakan di ruangan ya tidak masalah. Apabila Anda senang memakai parfum, pakailah seperlunya. Ingat ini bukan pertunjukan sihir tetapi presentasi Anda lebih ditunggu dari segalanya. Bau parfum yang menyengat tentu akan menjadi perbincangan di kalangan audience, bahkan apabila ada orang yang alergi terhadap bau menyengat ini tentu akan menimbulkan masalah. Jadi pilih yang paling aman, ok?

Tampil good looking akan memunculkan kesan positif pada awal pertemuan, sehingga klien pun akan bersikap baik kepada kita. Mereka akan respect dengan apa yang kita lakukan. Sebaliknya apabila pada penampilan awal Anda sudah mendapatkan kesan negatif, tentu akan lebih berat langkah berikutnya untuk menarik simpati klien mendengarkan presentasi Anda. Mahal itu tak harus, tetapi tampil beda dan good looking, itu bagus. Selain menghargai diri sendiri berpenampilan good looking juga wujud menghargai klien/ teman bicara kita. Sudah berbusana dengan baik hari ini?

Selasa, 18 Juli 2017

Menulis dalam Public Speaking

Saya mencintai pelajaran Bahasa Indoesia sejak SD. Nilai saya selalu bagus untuk pelajaran ini. Bahkan saya tak terlalu peduli dengan nilai, karena suka dan tampaknya mengikuti pelajaran ini membuat saya menikmati dan seperti tidak sedang belajar saja. Salah satu hal yang saya suka adalah membaca dan membuat kalimat efektif. Sekarang saya baru sadar bahwa kesukaan ini bermanfaat bagi dunia yang saya geluti, yaitu public speaking. Selain itu saya hobby menulis apa saja, karena jaman itu masih ABG tentu menulis diary dan cerpen yang tak pernah dipublikasikan. Ternyata itu berpengaruh pada profesi ketika saya menjadi wartawan di media cetak dan elektronik. Menulis berita menjadi hal yang mudah bagi saya.

Menulis dalam Public Speaking

Ketika sharing mengenai public speaking, hal utama yang saya tekankan tentunya adalah mengenai teknik kepenulisan. Bagi saya, orang akan sulit berbicara terstruktur apabila menulis naskah saja tidak betul. Ini adalah dasar bagi orang yang akan tampil di depan publik. Dalam dunia kepenyiaranpun hal utama yang ditekankan adalah menulis script. Seorang penyiar tanpa kemampuan menulis script yang baik akan menjadi penyiar yang biasa-biasa saja. 

Tetapi kenyataannya sulit ya menulis? Dalam pengajaran public speaking saya selalu mendorong murid saya untuk bisa menulis naskah yang akan dipresentasikan. Ini cukup memakan waktu ternyata, hampir separuh jam dari durasi yang saya tentukan untuk latihan. Padahal script yang dibuat hanya 1-3 paragraf. Penyiar profesional pun tak selalu bisa membuat script yang bagus. Jadi ini wajar dan butuh latihan. Lalu bagaimana cara mudah menulis?

Tips Mudah Menulis

Tentunya waktu kita sekolah, Guru Bahasa Indonesia mengajarkan kaidah SPOK dalam kalimat kan ya? Nah ini kunci. Pada satu kalimat --untuk mudahnya-- harus ada struktur yang benar. Satu kalimat mengandung subjek, predikat, objek, dan keterangan. Ini standard formal yang paling dasar supaya kalimat yang Anda buat menjadi efektif. Pengembangan mengenai hal ini bisa dilakukan kemudian ketika kaidah dasarnya sudah paham. Belum lagi Anda harus memperhatikan struktur kalimat aktif atau pasif. Karena ketidaktahuan kadang orang abai terhadap hal ini.

Apabila Anda membagikan naskah pidato atau materi presentasi ke audience, ini akan menjadi masalah lagi. Pemakaian huruf besar dan kecil, pemakaian singkatan, titel, dan masih banyak lagi hal lain tentu menjadi hal yang harus kita perhatikan. Audience akan menilai dan bisa jadi mengritisi materi Anda. Profesional atau tidak, orang akan bisa menilai dari materi Anda.

Lalu yang kedua adalah memperhatikan tanda baca pada kalimat. Mengapa penting? Dalam public speaking, penggunaan tanda baca sangat penting untuk mengatur nafas dan jeda. Beberapa kali saya temui para siswa tidak memakai tanda baca yang jelas ketika menulis script. Tentunya ini berpengaruh ketika Anda presentasi materi yang Anda baca, apalagi apabila Anda termasuk pembicara pemula. Tanda baca menjadi sangat penting untuk menentukan tekanan kalimat, jeda, intonasi dan lainnya.

Manfaat

Apa manfaat ketika kita bisa menulis dengan baik dan benar? Tentunya dengan dukungan kemampuan public speaking, apa yang akan kita sampaikan ke audience menjadi lebih sampai dengan efektif, jelas, dan tepat. Begitu pula sebaliknya apabila kita tidak bisa membuat kalimat yang sesuai. Presentasi akan molor, pesan tidak tersampai dengan baik, membosankan, dan bahkan ditinggal tidur audience. Jadi kalau menurut saya, latihan menulis itu penting. Selamat berlatih. 

Sabtu, 08 Juli 2017

Antri

Barusan saya belanja keperluan dari mini swalayan di dekat kompleks rumah. Sesampai di depan kasir, di belakang saya ada seorang bapak dengan dua orang anaknya berisik tak sabar, padahal di depan saya masih ada antrian. Selesai membayar saya bersama keponakan ke luar. Agak susah mengeluarkan motor karena posisi parkir ada paling depan dan butuh sedikit ekstra tenaga untuk menggesernya. Akhirnya berhasil dan saya menyalakan mesin. Tampaknya lalu lintas sedang ramai sehingga saya menunggu arus kendaraan supaya bisa lewat. Motor di belakang saya membunyikan klakson tanda saya diminta cepat. Spontan saya menoleh, ternyata bapak yang tadi antri di belakang saya. Saya pun kalem dan tetap santai hingga arus kendaraan tidak padat baru jalan. Masa bodoh dengan si bapak itu, antri lah.

Saya malas berdebat dengan orang yang tak tahu etika semacam itu. Masih banyak orang yang tak sabar dan toleransi mengantri. Saya yakin si bapak itu juga masih punya waktu untuk lebih bersabar menunggu sesuai antrian, karena kedua anaknya bercanda ceria, tak ada kesan ada keluarga yang sedang sakit atau butuh bantuan segera. Kalau toh pun itu terjadi ia bisa bicara dan permisi dengan baik-baik kan? Sering pula ketika belanja, ada saja yang nyelonong menerobos antrian. Lha memangnya yang sedang mengantri di depannya juga tidak ingin segera pergi dari tempat itu apa? 

Sudah banyak cerita bahwa kelemahan orang Indonesia ada pada kelakuan negatif seperti ini. Sebagai tempat yang punya potensi pariwisata besar, sudah seharusnya kita berbenah dan tertib, supaya mendapat pengakuan dari negara lain, bahwa kita juga berbudaya luhur. 

Waktu di bandara Narita Jepang, di depan saya ada sekitar 7 orang sekeluarga asal Indonesia yang membeli minuman melalui mesin. Mereka berkerumun di depan mesin tanpa sadar ada seorang ibu warga negara Jepang mengantri di belakang mereka dengan sabar. Alih-alih mereka segera beranjak, malah sibuk berdebat dengan keluarga tentang minuman apa saja yang akan dibeli untuk menghabiskan kartu pasmo mereka --karena masih sisa banyak, sementara mereka harus segera boarding ke Indonesia--. Satu orang membeli hingga 5 botol minuman. Hello........memang itu muat semua saat itu juga di perut? Mengapa mereka tak bisa merasa cukup? Malu-maluin

Pasti Anda punya cerita lain tentang budaya antri ini. Banyak ngeselin ya? Semoga nanti pada banyak yang sadar dan kalau memang parah sampai nyelonong tak segan saya mengeluarkan suara berat dan tegas," Antri dong!"

Selamat malam.

Jumat, 07 Juli 2017

Tas Branded

Semalam salah satu grup whatsapp saya sedang ramai membicarakan tas branded. Beberapa menyukainya dan ada yang tidak. Nah, Saya termasuk salah satu orang yang tidak memuja brand tertentu. Selain karena sayang uangnya, juga karena berpikir tak melulu harus branded untuk bisa tampil keren. Sering ketika bercanda dengan teman saya selalu menasbihkan diri sebagai orang yang anti mainstream, tidak latah mengikuti tren. Saya bukan idealis juga, tetapi lebih suka tampil berbeda, itu saja. Lagian ngapain memaksa membeli tas branded tapi KW? Mendingan tidak deh. Kecuali tujuannya untuk investasi atau memang ia mampu membeli dan uangnya sudah lebih dari cukup, ini juga masih bisa diterima menurut saya. Tapi kalau sampai memaksakan diri supaya bisa disebut keren, ini sudah kelewatan dan parah. 

Lalu hari ini di coffee shop saya kedatangan tamu yang memesan tempat karena mereka ingin belajar melukis tas. Lho kok bisa nyambung begini ya ceritanya? Sebanyak 6 orang datang janjian dengan trainer yang pelukis untuk menggambari tas polos dengan tema sesuai keinginan masing-masing. Tampaknya kelompok ibu-ibu dengan latar belakang istri pejabat dan pengusaha ini banyak membuat apa pun kebanyakan untuk keseharian dengan kreasi sendiri. Interesting. Yang begini saya salut dan acung jempol. Hari ini mereka memakai hijab kreasi sendiri, bros cantik, tas cantik, semua hasil karya sendiri. Termasuk membawa sample snack inovatif, hasil karya sendiri. Wow!


Kalau dibilang mereka mampu atau tidak membeli tas branded, jelas mereka mampu. Latar belakang para perempuan yang pengusaha ini tak diragukan lagi kemampuannya dari segi finansial. Tetapi ada kepuasan tersendiri ketika mereka memakai sesuatu dari hasil karya pribadi. Selain tidak sama dengan yang lain, mereka bangga memakai barang kreasi unik dan istimewa. Jangan dikira tas bikinan sendiri ini juga murah lho, karena mereka membutuhkan waktu lama untuk produksi barang handmade ini. Selain bahan yang berkualitas, mereka juga masih harus berpikir mengenai tema yang akan dilukis, memadukan warna, dan lainnya. Belum pernak-pernik selain melukis, kadang mereka mengombinasikan dengan dekupage, sulam pita, dan lainnya. Selain itu dengan berkreasi sendiri bisa memunculkan produk asli, dan bahkan kalau serius bisa menjadi ladang investasi juga. Bukan tidak mungkin tas hasil karya sendiri bisa menjadi super brand. Sulit? Tapi asli, yang begini salut. Super kreatif deh!

Well, mau memakai tas branded atau tidak, silahkan saja sih. Ada banyak alasan ketika seseorang memutuskan satu pilihan. Apakah karena simbol status, investasi atau memang karena ingin memiliki karena suka design-nya, dan alasan lain. Ini termasuk karena ingin dianggap keren, ataupun tidak tahu sama sekali tentang arti brand. Akhirya menyebabkan mereka latah dan asal ikut membeli barang KW tanpa tahu seberapa besar arti sebuah brand terkenal. Aw! Salam kreatif!

Selasa, 04 Juli 2017

Grogi dalam Public Speaking

Dalam beberapa kelas public speaking sering saya menemui permasalahan dari peserta, antara lain: grogi. Ini bisa bermacam-macam, dari mulai grogi awal ketika mau mulai tampil maju ke depan, kemudian grogi saat akan memulai bicara. Tahap selanjutnya adalah grogi ketika sudah lancar berbicara mendadak blank di tengah. Ini wajar, apalagi kalau Anda termasuk orang yang jarang tampil bicara di depan publik. Tetapi tenang, karena tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Intinya selain memerlukan latihan yang cukup, Anda juga membutuhkan praktek untuk memperbaiki penampilan sepanjang hari.



Latihan ini kapan dilakukan? Sebagai seorang penyiar saya sangat beruntung karena saya selalu bisa latihan dan dibayar setiap hari. Hehe.... Bagi Anda, sebaiknya latihan tak perlu menunggu ada forum. Lakukan saja setiap hari dengan disiplin. Misalnya Anda mengalokasikan waktu 1 jam untuk latihan berbicara di depan cermin. Anda bisa merekam penampilan Anda dengan memakai kamera ponsel yang sederhana. Setelah itu Anda bisa lihat dan cek apakah ada yang kurang sempurna pada penampilan hari ini. Setelah itu ulangi lagi besok, demikian seterusnya sampai Anda merasa siap untuk tampil berbicara di depan publik.

Tahapan selanjutnya apabila Anda sudah siap, silahkan mencari komunitas atau forum. Bergabung dengan komunitas atau perkumpulan Anda akan memiliki ruang eksistensi. Ini penting karena di komunitas ini Anda akan mendapat evaluasi, kritikan, masukan dan sebangsanya. Jangan berkecil hati apabila pada penampilan awal Anda mendapat sorotan tajam dan kritikan pedas dari audience. Justru ini adalah titik tolak Anda menjadi lebih baik dan baik lagi. 

Di komunitas/ forum semacam ini apabila ada kesempatan bicara sebaiknya dimanfaatkan. Better take it than leave it. Karena semakin Anda sering tampil di depan publik, rasa grogi itu akan berubah menjadi candu. Alhasil Anda akan terbiasa tampil sehingga perasaan grogi itu sudah hilang dengan sendirinya. Itu sedikit sharing dari saya, semoga berhasil. Apabila membutuhkan sharing lain silahkan kontak saya di email: riryand@yahoo.com. 
Salam.

*Riri Novita-Public Speaking Specialist, Penyiar Radio

Senin, 03 Juli 2017

Janji

Jaman sekarang semua serba mudah dengan adanya teknologi. Mau pesan makanan tinggal pencet tombol gadget ponsel, makanan sudah datang. Marketing juga tak melulu harus bertemu tatap muka dengan klien. Majunya teknologi membuat banyak hal menjadi mungkin. Banyak dealing program kerjasama melalui email atau media sosial yang dilanjutkan dengan komunikasi melalui telepon. Apa lagi? Banyak hal yang bisa terjadi melalui kemudahan berupa teknologi. Tetapi bagaimana dengan sesuatu yang berhubungan dengan janji?

Ini dia masalahnya. Pada jaman dahulu ketika teknologi belum semaju sekarang, telepon seluler belum ada sehingga orang harus berkomunikasi melalui telepon rumah, begitu sudah membuat janji bertemu pada hari Selasa, mereka pasti akan datang pada hari yang telah ditentukan. Jeleknya sekarang, karena canggihnya komunikasi, janji datang tinggal lima menit berselang malah dengan mudahnya membatalkan janji. Wah, kasihan dong untuk orang yang tepat waktu dan terbiasa menepati janji. 

Kalau saya sih simple. Sebenarnya tak ada masalah apabila membatalkan janji dengan alasan urgent only. Tetapi sekarang ini banyak alasan yang dibuat-buat sehingga membuat kesal beberapa pihak. Menurut Saya sih yang namanya janji ya janji, yang harus ditepati. Apabila ada sesuatu dan lain hal --dan ini benar adanya-- ya harus ada komunikasi yang jelas. Jangan biarkan seseorang menunggu tanpa kepastian. Ia menghargai waktu kitapun juga harus berlaku sama. Selamat petang!

Kamis, 29 Juni 2017

Lebaran dan Reuni

Hai bagaimana libur lebaran kamu? Pastinya banyak senang dan penuh nuansa kangen. Iya kangen karena kebanyakan pada saat lebaran dibarengi dengan berbagai kegiatan meet up ataupun reuni dengan teman lama. Tak terkecuali saya. Tapi hal terpenting adalah rasa syukur dan bahagia, karena masih diberi kesempatan berkumpul bersama keluarga tercinta pun mereka teman lama. Pastinya ada suka duka berkabar dengan mereka. Apapun itu, ini adalah moment tak terlupakan selama masa mudik balik lebaran.

Tahun ini saya mudik bersama keponakan, berdua. Keponakan yang sejak kecil sering bermain bersama saya, sekarang sudah mulai masuk kuliah. Waktu cepat sekali berlalu ya? Dulu hanya bisa bermain dan mengikuti ke mana saya pergi. Sekarang sudah bisa diajak curhat dan diskusi, dari mulai gosip artis terkini, hingga masalah pribadi. Kepokanan yang menjadi teman. Ini mengulang semacam sejarah, ketika sebelumnya beberapa tahun lalu, saya pulang kampung bersama Om saya. Om yang menjadi teman. Karma baik itu ada. Baiklah.

Saya baru mulai menulis lagi setelah sekian lama, jadi sepertinya tak terlalu panjang. Untuk reuni saya membatasi hanya kepada teman dekat saja, karena keterbatasan waktu, saya harus kembali ke Semarang pada lebaran hari ke dua. Bukan sombong tetapi karena ada agenda pribadi yang harus saya kerjakan di kota lumpia yang sudah menjadi kota kesayangan ini. Meskipun sedikit bertemu teman lama, itu sudah cukup mengobati kangen yang lama terpendam. Yang tercatat adalah bahwa waktu begitu cepat berlalu. Jadi tak salah kalau selama ini saya sangat menghargainya. Sebisa mungkin selalu tepat waktu dalam segala kondisi. Mudah-mudahan bisa terus. Well, selamat menikmati libur lebaran dan sampai jumpa. 

Minggu, 26 Februari 2017

Training Public Speaking di Kudus

Halo buat kamu yang berstatus sebagai mahasiswa atau punya profesi lain, saya akan datang pada Kamis, 16 Maret 2017 di Universitas Muria Kudus untuk berbagi tentang Public Speaking. Kita akan bersama-sama mengenal lebih dalam tentang bagaimana cara berani tampil di depan publik. 


Nah, kalau kamu tertarik mengikuti acara ini silahkan menghubungi panitia acara yang nomor teleponnya ada di poster terlampir. Sampai ketemu nanti!

Kamis, 05 Januari 2017

Public Speaking Class di Repoeblik Nongkrong

Hai kamu yang ada di Semarang dan sekitarnya, mau bisa bicara lancar di depan publik? Menghilangkan rasa grogi, gugup. dan tidak siap ketika pidato? Atau mau tampil percaya diri ketika diminta atasan naik ke panggung lalu presentasi hasil kerja selama satu bulan terakhir? Ayuk ikut acara Public Speaking Class pada Jumat, 13 Januari 2017, mulai Pukul 15.30 WIB di Repoeblik Nongkrong Coffee Shop, Jl. Sri Rejeki I/ 15 Kalibanteng, Semarang. Letaknya hanya 500 meter dari Bandara Internasional A Yani Semarang. 


Public Speaking Class kali ini diperuntukkan umum. Jadi kamu bebas mengajak siapa saja yang mau datang. Cukup membayar 45 ribu rupiah saja, kamu akan mendapat materi pelatihan, sarana, sertifikat, snack dan minum. Untuk informasi selanjutnya silahkan hubungi Miss Kiting di 0899 57777 00.