Minggu, 18 Maret 2018

Perempuan dalam Pilkada

Katanya tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik. Ya, karena pada tahun ini sampai satu tahun ke depan kita akan disibukkan dengan hingar-bingar pesta demokrasi. Termasuk di Jawa Tengah, para pegiat partai pun sibuk mempersiapkan diri, menggalang dana dan gerakan untuk memenangkan tiap calon yang diusung. Saya tidak sepenuhnya terlibat dalam pesta ini, tetapi selaku pekerja media, tentunya tak bis alepas dari suasana seperti ini. Selain mengamati pergerakan tim kampanye, dari sisi media dan komunikasi, saya juga memiliki sudut pandang lain secara subjektif. Dari manakah itu? Karena saya banyak berteman dengan para aktivis perempuan, ya pastilah dari sudut keperempuanan. 

Jawa Tengah memiliki dua pasang kandidat. Calon dengan nomor urut 1 ditempati petahana, Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Taj Yasin Maemum. Pasangan dengan nomor urut 2 ditempati calon baru, Sudirman Said yang berpasangan dengan Ida Fauziah. Hanya ada satu wakil perempuan dalam pilkada Jawa Tengah. Di sini beberapa pertanyaan mulai bermunculan, antara pilihan perempuan terhadap perempuan, ataukah faktor lain akan menjadi pertimbangan seseorang dalam menentukan pilihan. Kebetulan sekali saya mendapat tugas wawancara terkait topik ini. Ada dua narasumber yang saya wawancara terkait representasi perempuan dalam panggung politik di Jawa Tengah.

Seorang pendiri Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jawa Tengah, Dr. Mila Karmilah mengatakan bahwa slogan perempuan pilih perempuan muncul pada saat Megawati Soekarnoputri diusung menjadi satu-satunya calon perempuan presiden. Kemudian berangsur dukungan terhadap partisipasi perempuan di panggung politik tanah air mulai bergeming dengan muncul kuota 30% untuk perempuan. Nyatanya hingga kini kuota itu sulit terpenuhi karena banyak faktor, antara lain sumber daya, kepentingan partai, dan lainnya. Akhirnya para perempuan harus memutar akal untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Salah satunya adalah dengan memilih calon yang memiliki misi dan visi keberpihakan terhadap perempuan. Mila mengatakan sudah saatnya perempuan cerdas menentukan pilihan, tidak sekedar bahwa ia adalah seorang perempuan maka ia harus dipilih. Tetapi harus menilik misi visi serta program yang akan diusung. Terlebih apabila secara pribadi perempuan calon dikenal baik dengan kerja sebelumnya, bukan semata-mata karena akan mencalonkan diri, baru program dimunculkan, sekedar hanya untuk meraih suara perempuan. 

Sementara itu Fitri Astuti, Ketua Forum Rembug UMKM (FRU) Jawa Tengah mengatakan, pemilihan figur bahwa hanya karena ia perempuan kurang tepat. Menurutnya untuk bisa mengemban misi visi perempuan, hendaknya calon harus benar-benar memiliki rekam jejak bahwa ia benar-benar berpihak pada perempuan. Senada dengan Mila, menurut Fitri, calon tidak bisa serta-merta muncul dan mencoba meraih simpati para perempuan dengan menunjukkan bahwa ia adalah seorang perempuan. Tetapi jauh dari sekedar itu.  Sebagai ketua forum, Fitri mengatakan, 80% anggota dan pelaku UMKM di FRU adalah perempuan. Ia menghimbau supaya anggotanya betul-betul cerdas memberikan pilihan. Selama ini ia merasa terbantu dengan beberapa fasilitas yang pernah didapat, seperti kucuran kredit usaha rakyat."Prosesnya tidak rumit dan mudah. Ini sangat membantu kami yang perempuan, dengan segala kesibukannya bisa mendapat bantuan modal kerja. Harapannya ke depan, pemerintahan yang ada bisa mengakomodasi hal-hal seperti ini."

Terlepas dari itu, pesta politik akan terus berlangsung. Perempuan harus menentukan pilihan, bukan semata-mata karena uang, tetapi langkah panjang lima tahun ke depan. Siapapun pemerintahan yang berkuasa, perempuan tidak bisa berhenti hanya sampai pada tataran memilih."Selanjutnya adalah mengawal pemerintahan terpilih, supaya janji kerja selama kampanye betul-betul bisa direalisasikan. Apabila melenceng, kita harus memberikan masukan dan kritik. Kalau perlu mereka (para calon) bersedia kontrak politik dengan pemilih perempuan. Kalau itu terjadi akan bagus. Artinya mereka tidak sekedar janji, tetapi betul mau melaksanakan apa yang menjadi visi misi mereka."

Selamat memilih dan semoga pemerintahan mendatang sesuai harapan.