Jumat, 07 Mei 2010

merasa bahagia

untuk bahagia tak perlu banyak orang untuk mendukungmu,
untuk merasa senang kau hanya perlu merasa senang saja teman,
pikirkanlah hanya hal-hal yang membuatmu senang,
karena hidup hanya sekali,
sebaiknya kita gunakan untuk hal yang bermanfaat.

sedih hanya bagian dari bahagia saja,
jadi menurutku tak perlulah berlarut-larut memikirkannya,
karena akan malah membuatmu tampak buruk,
menghilangkan aura positif di dirimu.

sudahlah,
ayo kita hadapi hari dengan senyum di hati,
senyum setulusnya,
bersyukur..bahwa kita masih ada, sampai saat ini.

malam seperti ini lagi

terima kasih Kau beri aku malam ini,
untuk bersamanya,
mengobati kangen yang selama ini terpendam,
kangen yang selalu aku simpan,
dan akan aku serahkan kepadamu.

Berilah aku malam seperti ini lagi,
kekasih....
karena kangen ini tak pernah padam.

Selasa, 04 Mei 2010

Seolah di Atas Pelangi

Semakin mantap Husni melewati hari-harinya. Semakin lengkap sudah ia merasakan nikmat hidupnya. Semenjak Joe mengatakan kalau cinta Liz hanya untuk Husni, seolah jantung pria kerempeng itu membengkak, dipenuhi bunga-bunga cinta. Selain itu dukungan dari teman-teman menyatakan bahwa Husni sebaiknya melanjutkan hubungan ini ke tahapan lebih serius menjadikannya lebih optimis menghadapi masa depannya. Menapaki hari seolah di atas pelangi, warna-warni indah sekali. Ow ow…..

Suatu petang seperti biasa, Husni berfutsal ria bersama teman-teman mantan se-kantornya dulu. Tiba-tiba Iyun, wartawan sebuah media cetak di kotanya mendekati Husni dan memberikan selamat.

“Selamat ya. Akhirnya kamu akan segera menikahi Liz. Aku sama sekali tak menyangka. Luar biasa lhp, Sob.”

Sontak teman-teman yang lain pada kaget dan memberikan ucapan yang sama ke Husni.

“Yang bener? Kenapa nggak dari dulu sih?” Argo, cowok tambun yang sexy itu tertawa sambil menepuk bahu Husni.

“Woi Husni...selamat ya. Aku tak menyangka selama ini di antara kalian telah bersemi biduk-biduk cinta. Aku turut senang mendengarnya. Resepsi mau di mana nih?” Adhi, cowok keturunan Arab itu terlihat ceria memberikan selamat kepada patner kerjanya itu.

Husni hanya tersenyum simpul. Di hatinya semakin bermekaran bunga-bunga cintanya kepada Liz.

“Ternyata teman-temanku mendukung. Ya sudahlah, apa mau di kata? Aku lebih yakin sekarang. Ya Tuhan, berilah anugerahmu selalu kepadaku dan Liz.” Doanya dalam hati dengan tulus. Hmmm....akhirnya....:-)