Jumat, 22 Januari 2016

Action Better Than Talk


Seberapa penting sih eksistensi bagi seseorang? Penting banget, biasa saja, atau nggak perlu? Istilah narsis tak asing bagi kamu yang suka berselancar di internet pastinya. Sedikit-sedikit pamer foto, entah itu makanan, minuman, check in di tempat favorit, dan masih banyak lagi aktivitas lain yang hampir tiap menit di-update. Demi apa? Sebuah eksistensi.

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia arti eksistensi adalah hal berada; keberadaan. Sedangkan eksistensialisme sendiri adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggungjawab atas kemauannya yang bebas tanpa mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar. Nah di sini sih saya tak mau berdebat masalah definisi ya, ini opini pribadi mengenai eksistensi. 

Teman saya sering update status di BBM bahkan hampir beberapa menit sekali, dari bangun tidur hingga berangkat tidur. Keberadaannya seolah penting bagi teman-teman yang seolah mau tahu sedang apa dan apa saja aktivitas ia sepanjang hari. Saya sempat berpikir, ini benar apa yang dilakukannya itu riil? Atau hanya tipu-tipu supaya orang tahu ia sibuk dan punya segudang aktivitas? Sementara teman yang lain, sangat sibuk, hingga jarang sekali update status. Nah, kalau yang ini sih saya percaya ia betul sibuk. Kamu termasuk yang mana?

Lalu saya baca beberapa komentar tentang eksistensi ini di beberapa media sosial. Ada yang nyinyir dan ada yang biasa-biasa saja. Contohnya begini, menurut saya seseorang yang eksis tak perlu berkoar-koar dan mempublikasikan dirinya ke publik. Ia akan eksis apabila ia memang eksis. Action better than talk. Kebalikannya adalah NATO, Not Action Talk Only. Biasanya yang banyak komentar dan pamer justru dalam kesehariannya tak punya aktivitas. Bahasa gaulnya kurang kerjaan, makanya cari-cari kerjaan dengan update status dan stalking mantan atau rival. Nah lho!

Ada juga yang mencoba balance, narsis yang wajar begitulah. Tak saban menit ia update status dan aktivitas, tapi fungsional. Ia menggunakan media sosial seperlunya dan untuk promosi program dan lainnya. Nah ini bagus menurut saya. Karena dengan publish beberapa kegiatan (not too much) ia bisa memperluas networking dan menahukan orang yang belum tahu aktivitas terbaru. Produk baru misalnya. Jadi narsisnya bermanfaat, tak menjemukan juga. Orang yang membacanya pun jadi lebih tertarik dan bisa jadi mengkonsumsi produknya. 

Kamu menemukan jenis narsis yang lain? Sharing yuk. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar