Rabu, 28 November 2012

ketidaksempurnaan yang sempurna

Banyak yang menuntut kesempurnaan di dunia ini, padahal tak ada. Contoh, pasangan kita membuat kecewa. Muncul keluhan bermacam-macam, bahwa seharusnya ia tak begini, semestinya ia begitu. lalu dalam ranah pekerjaan, ada saja di mata kita kesalahan yang diperbuat oleh karyawan, kemudian ujungnya menyalahkan. Dalam pertemanan, ada saja yang kita tuntut dari teman, ia harus pengertian, ada ketika dibutuhkan, dan banyak lagi contoh lain. Demikian pula dengan barang. Sebagai pembeli kita adalah raja, menawar semau sendiri di bawah harga pasar, mengritik cacatnya produk, dan sebagainya. Semua berlomba menuntut kesempurnaan.

Tahukah anda bahwa ketidaksempurnaan justru adalah nilai sempurna sebuah produk? Ya, saya bicara satu produk, yaitu batik tulis. Di tempat saya bekerja, ada satu tenant bernama Milangkori yang menyediakan aneka batik tulis dan sutera liar asli. Batik tulis adalah wujud ketidaksempurnaan itu. Karena ditulis, maka hasilnya menjadi tidak simetris, ada saja ketebalan yang berbeda di sana-sini. Mentor saya yang juga CEO tempat saya bekerja, Kafi Kurnia mengatakan, justru di sinilah nilai plusnya. Ia selalu mengatakan, untuk membeli batik yang asli, carilah yang tidak sempurna. Karena begitu batik anda sempurna, maka itu palsu, karena dicetak, diprinting. Ketidaksempurnaan dalam batik tulis adalah warisan budaya yang harus kita hargai, selain memang hasilnya luar biasa indah dan...........sempurna.



Betul juga ya? Dari situ pun saya belajar untuk menghargai ketidaksempurnaan. Salah satu penyanyi dan pencipta lagu  Melly Guslow pada salah satu tayangan televisi mengatakan, ia selalu menghargai apapun karya handmade, karena dibuat dengan telaten dan penuh karya seni. Termasuk batik. Perlu waktu minimal dua minggu untuk membatik kain minimal ukuran 1 x 1 meter persegi. Terbayang betapa banyak waktu dan ketelatenan dalam membuatnya, dibanding dengan printing, yang dalam hitungan menit atau jam bisa menjadi berpuluh kali lipat produk batik. Teman saya yang konsen mengkampanyekan batik tulis ini mengimbau untuk membeli batik tulis atau minimal cap, sebagai wujud dari penghargaan terhadap karya warisan leluhur ini. Wow!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar