Senin, 29 September 2014

RIP Pilkada Langsung

Sampai hari ini di beberapa jejaring sosial media masih ramai membicarakan masalah keputusan pemilihan kepala daerah langsung, yang tinggal kenangan. Beberapa teman berusaha untuk berjuang dengan memrotes keputusan ini. Ya, keputusan sampai saat ini pilkada akan ditentukan oleh DPR dan DPRD, yang selama ini mengklaim sebagai wakil rakyat. Saya tidak suka politik. Dari sejak mahasiswa saya paling tak suka membahas masalah beginian. Tetapi pada akhirnya, karena saya mencintai jurnalistik dan sebangsanya, akhirnya harus paham juga politik. Ah!

Waktu saya masih aktif di organisasi sosial dan non goverment organization di bidang jurnalistik, anak, dan perempuan, mungkin emosi akan lebih tinggi dibanding sekarang. Tetapi sekarang lebih diam, sekedar tahu dan berdiskusi bersama teman yang sepaham saja. Perjuangan itu tetap ada, sesuai jalur, dan saya masih aktif di bidang jurnalistik. Teman aktivis saya banyak, yang berubah haluan menjadi politisi juga ada. Semua dengan motivasi beragam. Silahkan. Saya hanya bisa menilai.

Saya betul eneg dengan tingkah polah politisi busuk di Indonesia. Memang butuh waktu yang cukup panjang untuk membuat kiat menjadi dewasa. Siapa yang mau memperbaiki kalau tidak generasi yang betul tahu masalah negeri ini. Tak usah berbicara tentang hal besar, dari hal kecil saja, ini cukup untuk membuat contoh baik bagi lingkungan. Misalnya berbuat jujur. Mari berhitung, di sekeliling kita berapa banyak orang melakukan pembohongan demi karir, citra diri, uang, cinta, dan entah apa lagi. Lalu berapa banyak yang rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta demi sebuah jabatan dan profesi? Ini dari satu masalah, kejujuran. Belum masalah lain. Apapun itu mari kita hadapi. Tak usah takut benar, meski sendiri. Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar