Jumat, 20 April 2012

Kartini atau Kebaya?

Hari Kartini diperingati tiap 21 April. Seperti tahun lalu, Hari Kartini banyak dirayakan oleh berbagai kalangan. Hari ini saya membaca di timeline twitter, salah satu hotel dalam rangka memperingatinya mengadakan acara aerobik dengan memakai kebaya. Saya geli membacanya. Kenapa ya orang mau repot-repot memakai kebaya hanya untuk aerobik dan memperingati Hari Kartini? Membayangkan saja sudah terlihat lucu. Tak jarang banyak perusahaan pada hari yang sama mewajibkan karyawatinya berkebaya ke kantor. Ala gubrak!

Tentunya Kartini sangat sedih seandainya ia tahu apa yang dilakukan sebagian masyarakat dalam rangka mengenang sumbang sihnya bagi bangsa ini. Marilah kita berpikir mendasar. Sebenarnya apa sih prestasi Kartini di masa lalu sehingga menjadi salah satu pahlawan bangsa? Keberanian Kartini mendobrak tatanan dan berani mengambil resiko tentang hak-hak perempuan dalam pendidikanlan kuncinya. Bukan masalah kebayanya. Seharusnya ini yang menjadi tonggak pemikiran kita dalam memperingati Hari Kartini.

Konyolnya lagi adalah ada acara yang diperuntukkan bapak-bapak, misalnya lomba memasak untuk bapak-bapak dalam rangka memperingati Hari Kartini. Lho...selama ini pada sektor komersial banyak kok tugas chef dan koki diambil alih laki-laki. Mengapa harus ada lomba semacam itu? Event lain misalnya lomba fashion show kebaya, lomba make up, sanggul, dan sebagainya. Syukurlah di barisan feminisme dan aktivis perempuan sudah tersadarkan tentang hal ini. Acara yang dibuatpun menjadi lebih progresif dengan berbagai talkshow tentang kesetaraan gender, dan lainnya. Mau tidak mau karena masih banyaknya paradigma peringatan Kartini yang salah kaprah harus dilawan dengan berbagai kegiatan yang mengembalikan ke akar peristiwa atau sejarah. Masak jasa Kartini hanya dilambangkan dengan kebaya sih? *sigh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar