Rabu, 18 April 2012

smile

Sudah empat tulisan dan ini yang ke lima. Karena hutang konsistensi saya masih banyak jadi okelah saya terus menulis. Kali ini tentang 'senyum'. Bagaimana senyum itu bisa mengubah dunia. Ciyeeee....biar keren saja seperti itu ya? Beberapa kali saya menjumpai kasus ini, dari semasa sekolah sampai sekarang. Senyum tetap menjadi polemik tak berujung. Wadaww!

Dua hari lalu saya mampir di sebuah butik karena di luar terpampang tulisan diskon 35% all item. Masuklah saya ke dalam butik yang ditunggui oleh seorang penjaga toko. Sebenarnya saya tertarik beberapa baju di butik tersebut. Tetapi sewaktu saya bertanya-tanya tentang koleksi dan warna lain, sang penjaga tak ramah menjawab pertanyaan saya, begitu singkat, saya tak puas. Satu hal penting yang menjadi catatan saya adalah: sang penjaga tak pernah terlihat tersenyum dari awal saya datang. *tepokjidat

Dari situ sepanjang perjalanan pulang ke rumah saya berpikir, pantas ya itu butik selalu sepi, meski tulisan diskon dipajang segede beruang. Saya tahu itu sepi karena hampir setiap hari selalu melewatinya. Kemudian, ketika saya datang pun tak ada pengunjung lain. Padahal, jujur saja, koleksinya lumayan bagus. Tetapi untuk kembali ke butik itu lagi, tampaknya saya harus berpikir 4 kali.

Senyum itu kan murah ya? Tak pernah kita bersusahpayah membeli senyum untuk kemudian memberikannya kepada orang lain. Dengan tersenyum kita akan membuat orang lain memberikan respon yang sama dan bahkan akan menularkannya pada orang di luar kita. Berbisnis tanpa melibatkan senyum pasti akan sulitlah ya. Bayangkan kalau anda pebisnis yang tak pernah bisa tersenyum, tentunya akan menjadi pergunjingan segala umat di luaran sana. Sudah pasti, orang yang seperti ini akan banyak dihindari buyer dan relasi. Jadi, mari kita tersenyum untujk hari ini dan besok. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar