Rabu, 15 Februari 2012

cinta ada di mana?


Saya sendiri bingung akan memberi judul apa di tulisan ini. Sepertinya kurang pas. Tapi apalah arti sebuah judul seperti sebuah nama hehe. Hanya sharing saja dari cerita teman yang sedang jatuh cinta, ke sekian kalinya, kepada perempuan yang ke sekian pula. Ahaiy! Jatuh cinta lagi itu memang menyenangkan ya? Mengulang awal ketika kita jatuh cinta pada seseorang, betapa berbunga-bunganya, deg-degan, inginnya selalu bertemu, saling memberi semangat, mengingatkan, dan lainnya. Pokoknya dunia milik berdua deh, yang lainnya hanya penonton.

Asik nggak sih kalau jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama? Bagi penyetia sebuah hubungan, sudah pasti jawabannya iya. Tapi bagi para petualang? Kalau sudah kena batunya baru deh sadar. Seperti teman saya ini. Kali ini benar-benar sedang jatuh cinta. Hingga ia tak peduli anak, istri dan teman. Perbedaan jarak dan usia tak mampu membendung perasaan itu. Entah apa yang dicari, karena sebelumnya ia pun pernah berkali-kali merasakan hal yang sama. Apa karena penasaran? Ingin sesuatu yang selalu baru? Atau modus seksualitas yang lain? Karena si perempuan adalah gadis lugu yang pemalu? Waduh!

Saya kok memandang ini sebagai suatu hal yang egois ya? Laki-laki itu jelas tak akan meninggalkan istri dan anak-anaknya. Ia pun mengatakan pada perempuan muda itu, bahwa kondisinya begitu sulit. Ia hanya ingin tiap kali butuh, si perempuan selalu ada, demikian pula sebaliknya. Ya semoga saja sih perempuan itu tak banyak menuntut dan berharap. Kalau sampai terjadi, dan ini sangat mungkin, ya siapa suruh kan? Dari awal, menurut saya, menjalin hubungan dengan laki-laki beristri sudah salah. Jalan selanjutnya yang dilewati juga sudah pasti salah.

Dalih cinta selalu dijadikan alasan para lelaki beristri ini untuk menaklukkan hati perempuan. Sekarang kalau dicerna lagi, di mana sih letak cinta yang dimaksud? Kalau cinta, bagaimana mungkin tega menggantung sebuah hubungan? Di sisi lain ia mencampakkan keluarganya? Cinta yang mana? Setahu saya sih, yang namanya saling mencinta itu ya tidak ada yang menyakiti, betul-betul sayang, tidak ada pengkhianatan. Nah sekarang, apakah ia tidak berkhianat kepada anak istrinya? Itukah cinta yang digembar-gemborkan? Saya kok melihatnya tidak sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar