Jumat, 10 Februari 2012

for (give)


Ada ungkapan bahwa bangsa kita adalah bangsa pemaaf. Ada pemimpin berbuat banyak kesalahan, tetap saja, kita punya segudang maaf baginya. Sehingga ketika ia kembali berbuat kesalahan, ramai-ramai menghujat, tetapi begitu mudah pula kita kembali memaafkan. Begitu seterusnya. Apakah Anda termasuk pemaaf? Atau type pendendam, sulit memaafkan kesalahan seseorang?

Dalam hubungan antarpasangan, si laki-laki banyak berbuat kesalahan. Tetapi toh hubungan antara keduanya berjalan hampir empat tahun, meski putus nyambung. Bisa ditebak, salah satu pasti punya jiwa besar untuk memaafkan. Bagi perempuan, memaafkan adalah kelebihan lain yang dimiliki, meski tak semuanya punya jiwa sebesar ini. Mengapa perempuan? Saya tak mau diskriminatif dalam hal ini, tetapi contoh dalam realita kebanyakan seperti itu bukan? Beberapa alasan mengapa perempuan atau laki-laki bisa memaafkan kesalahan pasangan ada berbagai hal; bisa karena memang ia cinta, memaklumi kesalahan yang diperbuat, harapan untuk bisa berubah (tak mengulangi kesalahan lagi), atau pemakluman karena sebaliknya ia pun bisa melakukan kesalahan yang sama.

Well, apapun itu, keberanian seseorang memaafkan pasangan, teman, rekan kerja, adalah satu sikap yang positif. Tetapi menurut saya ada etika memaafkan. Sebaiknya sih, ia harus diberitahu apa kesalahannya. Ada peringatan supaya di kemudian hari tak melakukan kesalahan itu. Dan ia tahu, bahwa kesalahan yang sudah ia perbuat bisa merugikan anda maupun ia secara pribadi. Dengan demikian ia bisa terhindar dari lubang yang sama. Dan anda pun selaku teman atau pasangan bisa nyaman bekerja sama dengannya.

Lalu apabila sudah memaafkan dan ia tak berubah? Ini pilihan. Saya sih cukup memberi toleransi tak lebih dari 3 kali. Teguran pertama tak diacuhkan lanjut teguran ke dua. Masih tak bergeming? Mohon maaf, saya hanya manusia biasa yang harus lebih ditempa banyak pelajaran mengenai kesabaran. Meski saya bisa membuat alasan riil, bahwa memang ia tak bisa berubah dan maaf hanya menjadi sekedar kata. Bagi saya sudah cukup. Saya memilih berkawan dan bekerjasama dengan orang-orang yang dinamis dan menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar