Senin, 27 Februari 2012

membuat mimpi

Waktu saya kelas 5 SD, saya bercita-cita menjadi seorang wartawan, karena dalam bayangan waktu itu, wartawan adalah orang yang sangat sibuk, sehingga waktunya begitu bermanfaat tiap menitnya. Kemudian entah mengapa, begitu lulus SMP, saya beralih memiliki cita-cita menjadi arsitek, karena saya suka bentuk bangunan yang unik, megah, artistik, menarik. Setelah itu saya tidak punya cita-cita lagi, saya menjalani hidup sesuka saya. Sampai akhirnya memilih jurusan kuliah pun, hanya karena saya merasa nyaman di Balai Pusat Pelatihan Bahasa. Akhirnya saya diterima di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.

Sebetulnya waktu UMPTN saya mencantumkan jurusan Planologi pada pilihan pertama ujian, tapi tidak diterima. Ya sudah, niatnya tahun depan akan kembali ikut UMPTN lagi mengejar pilihan pertama, yang sebenarnya juga saya tak tahu pasti, akan menjadi apa di kelak kemudian hari. Beruntung, begitu masuk kuliah, saya tertarik mengikuti kegiatan kampus berupa jurnalistik dan teater. Hingga akhirnya saya bahkan lupa merencanakan mengikuti UMPTN lagi, karena terlalu menikmati dan lebur dalam kegiatan kemahasiswaan.

Sebelum saya lulus kuliah, saya sudah menjadi wartawan freelance di salah satu koran ternama di Semarang. Kalau ingat, saya bersyukur sekali, ternyata mimpi saya waktu kecil untuk menjadi wartawan bisa tercapai. Begitupun setelah lulus, saya akhirnya bekerja di bidang media sebagai pemburu, pengolah dan penyaji berita. Kemudian bagaimana dengan arsitek? Wah, saya tidak mau muluk-muluk dalam hal ini. Karena dalam membangun rumah pun saya tak pernah memakai jasa arsitek, saya mengarsiteki rumah saya sendiri haha.....

Mungkin sih awalnya dari mimpi ya, hingga akhirnya terpatri dalam benak, sampai akhirnya satu persatu menjadi kenyataan. Dan Tuhan selalu berpihak kepada saya, karena toh selama ini mimpi saya hampir semuanya mewujud, dalam hal apapun. Subhanallah. Mimpi itu bisa kita buat kapanpun kita mau kok. Meski beberapa mimpi sudah terwujud, saya toh selalu menciptakan mimpi itu, sampai saat ini, sampai nanti. Mari kita bermimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar