Kamis, 09 Februari 2012

Deadline


Ada klien datang ke kantor, tiba-tiba, tak ada janji ketemu. Dengan sangat terpaksa saya tak dapat menemuinya, karena betul, hari ini saya kena deadline! Bagi wartawan, hal ini sangat akrab dialami sehari-hari. Mereka harus memburu berita, membuatnya, dengan batasan waktu super ketat. Makanya tak heran di jam-jam rawan, mereka sama sekali tak mau diganggu.

Kadang-kadang kita bisa diselamatkan dengan deadline ini. Contoh, tak jarang kita sering menunda-nunda pekerjaan karena masih punya banyak waktu. Alhasil, pekerjaan menjadi terbengkalai, hingga tak tersentuh sama sekali. Memang sih masih banyak dari kita yang kurang menghargai waktu. Padahal masalah makin ditunda makin menumpuk, juga tertimpa masalah baru lainnya. Atau di bagian program kreatif, sering menunggu mood dan ide untuk mengerjakan sesuatu. Padahal ide tak bisa ditunggu, ia harus dibiasakan. Akibatnya, pekerjaan yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Alasannya? Tak cukup waktu, mepet, dan sebangsanya.

Kebiasaan yang buruk seperti itu memang butuh deadline. Mau tak mau, terpaksa atau tidak, kita akan menyelesaikan pekerjaan, seberapa pun hasilnya. Maksimal atau tidak. Toh, akhirnya selesai. Kalau begini masalahnya, cukup mudah bukan? Solusinya adalah membuat deadline setiap hari untuk pekerjaan kita. Tujuannya adalah membiasakan diri berproses, melakukan pekerjaan sesuai waktu, dan produktif. Apapun pekerjaan itu. Tinggal kita yang membuat skalanya, taruhlah ada point 1 sampai 10. Level tertinggi sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Level di bawah 5 masih ada toleransi dan kesempatan merevisi.

Good luck!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar