Rabu, 01 Agustus 2012

cerita untuk James

Aku menulis ini untuk James, laki-laki terakhir sebelum aku memutuskan untuk mengakhiri petualanganku. Sebenarnya kepada Jameslah perahu akan kutambatkan. Tetapi hampir tujuh bulan berlalu, tak ada bendera hijau di pelabuhannya, yang membuat aku menegaskan satu tujuan terakhirku.

Apapun yang terjadi antara aku dan laki-laki tinggi besar itu mungkin menjadi lantaran, untuk aku berani mengambil sikap, menempuh satu hidup baru untuk semua awal yang luar biasa indah dan abadi.

James, aku bukan tipe perempuan penuntut dan pemaksa, apalagi kalau itu berhubungan dengan hati. Karena kita tak pernah tahu, siapa sebenarnya belahan jiwa, hanya takdir yang menentukan. Tetapi sikap itu penting. Bukankah aku tak pernah mengawalinya? Dan memang itu kamu pada awalnya. Kamu tak perlu mengkhawatirkan kemandirianku. Aku cukup paham, mengerti. Maaf kalau aku sebatas bisa menilai seperti apa dirimu. So many thanks to God sudah mempertemukan aku dengan laki-laki luar biasa sepertimu. Satu hal yang perlu kamu harus pahami, kamu harus bisa lebih dewasa dan jangan lagi bermain hati. Apalagi dengan perempuan.

Saat aku menulis ini, perasaanku campur-aduk, antara marah, kecewa, sedih, galau, dan entah apa lagi. Rasanya sama sekali tak enak. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Atau kembali kamu terjebak dalam tubuh dewasa? Karena sejatinya kamu masih belum matang dan bertanggungjawab terhadap lukanya sebuah hati?

Aku terluka? Pasti. But life must go on. Aku terbiasa dan terlatih dalam situasi begini. Tuhan pasti akan menyelamatkan aku dari kesulitan ini. Aku selalu berdoa, semoga suatu saat kamu berubah menjadi lebih baik. Segenap kisah kita akan tersimpan rapi, hanya kita dan Tuhan yang tahu.

Thank you for birthday greeting, wish yourhope can be realize. Yes i love my life, with or without you. But say thank you for know me like u knew yesterday. Bye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar