Rabu, 01 Agustus 2012

pertemanan dan kesetiaan

Dalam pertemanan kita sering diuji pada banyak hal. Salah satunya adalah kesetiaan. Apakah anda pernah dikhianati teman? Atau apakah anda pernah merasa bahwa kesetiaan anda terhadap teman diuji?

Ini sulit, tetapi bisa saja menjadi mudah. Asal kita bisa memegang kuncinya. Ada tipe teman yang menelepon atau menghubungi ketika sedang butuh bantuan. Tetapi di saat tertentu ia tak ada untuk kita. Satu sisi ini baik, karena ia tak selalu setiap saat merepotkan. Tetapi di sisi lain, kita merasa seolah ia memanfaatkan kita. Seolah menghubungi kita karena ada maunya. Duh, males banget. Tak salah dong kalau dalam hati kita merasa seolah ia memanfaatkan kita.

Rumus pertemanan adalah selalu bersama dalam suka dan duka. Pernahkah menjumpai teman yang selalu hadir saat kita hanya sedang berduka? Atau ia ada di saat kita bahagia? Wah, ini unfair ya? Meski selalu bersama di sini tak selalu diartikan fisik, toh teknologi makin canggih, bagi saya kok teman itu harus selalu hadir, karena keberadaannya juga untuk mengontrol diri kita, apakah kita selalu baik atau buruk di mata teman yang lain?

Saya barusan mendapat message dari salah seorang teman. Ia menghubungi saya ketika sedang 'butuh' saja. Hal sederhana sih sebenarnya, menumpang tidur. Sebagai seorang teman, tentu dengan mudah saya akan mengabulkan permintaannya begitu saja. Tetapi sebagai seorang teman pula, kadang kita perlu memberi pelajaran secara tegas, misal dengan menolak. Why? karena tujuan menumpang tidur bukan merupakan tujuan utamanya. Mending kalau itu positif, kalau negatif? Sebagai seorang teman, kita perlu memilah, mendukung ia ke keburukan atau kebaikan.

Lagi pula alasan saya menolak juga demi kebaikannya semata. Supaya ia lebih bisa mandiri, bertanggung-jawab, tidak bergantung dan memanfaatkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar