Rabu, 17 Oktober 2012

cinta itu harus memiliki

Saya menganut paham itu. Artinya total. Lah ngapain saya memilih mencintainya, tetapi tak bisa saya miliki? Kok menyakiti diri masing-masing atau salah satu, ya saya. Egois? Saya beropini tidak tentu saja. Ada yang bilang cinta itu tak pernah salah. Ya memang. Orangnya yang salah. Salah memilih orang untuk dicintai. Cinta itu bisa dikendalikan kok. Dan mohon dibedakan, apakah itu cinta atau nafsu belaka? Sebatas keinginan untuk diakui bahwa ia layak dicintai, sesudahnya selesai, tak berujung. Akhirnya cinta menjadi tidak penting. 


Awalnya bisa jadi sama-sama tahu, bahwa hubungan antar keduanya tidak mungkin, tidak boleh terjadi tepatnya. Itu karena si pria sudah beristri, perempuannya lajang. Tetapi alah bisa karena biasa, witing tresno jalaran saka kulina. Akhirnya merasa cocok, terbiasa saling memperhatikan, nyandu. Keduanya terperangkap pada jalan buntu. Dulu ada teman saya yang saklek, selalu mencegah hubungan main-main semacam itu, karena tak akan ada endingnya. Kalau toh pun ada, ketiganya akan terluka. Kecuali, salah duanya mengambil sikap, dengan segala resiko. Well, sepanjang sepengetahuan saya kok kebanyakan ketiganya yang terluka. Jarang sekali ada orang yang berjuang dan berkorban begitu besar untuk sebuah cinta. Biasanya yang seperti itu perempuan, karena ia pandai menyimpan rahasia. 

Kenapa cinta harus memiliki? Karena, sekali lagi menurut saya, hati ini cuma satu, itu tak bisa dibagi. Begitupun cinta. Sekali kita menjatuhkan pilihan pada seseorang, kepadanyalah total berseluruh. Kenapa kita harus saling menyakiti apabila bisa saling membahagiakan? Menyakiti itu kan nggak bagus. Efek di pekerjaan juga sangat mengganggu. Aliran darah tak lancar, endebla endebla. Jadi ya begitu, mendingan iya dan total, atau tidak sama sekali.  Butuh pengorbanan yang tak kecil untuk satu cinta yang utuh. Seseorang punya masa lalu dan pernah salah langkah. Tetapi tak pernah ada kata terlambat untuk memulai langkah baru yang lebih baik. Pengalaman sebagai bahan evaluasi, bukan daftar prestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar