Senin, 22 Oktober 2012

Kembali ke Selera Asal (2)

Kami pun ngedumel, menyadari bahwa bertiga saling manja, tak mau kompromi soal makanan setempat. Padahal sebenarnya selera kami sederhana lho, lebih ke pastry kali ya? Terpola kalau di "luar" prefer makanan western, rasanya toleran menurut saya. Kunjungan saya sebelumnya sih beruntung, di dekat hotel ada restoran Indonesia dan seafood, kegemaran saya. Kali ini sengaja mencoba menu berbeda ternyata tetep..........kembalinya ke selera asal.  Apalagi menu nasi lemang dan serba India, kami berdua menghindari hal ini. Masalah suka atau tidak saja sih. 



Semenjak itu pun sisa hari berikutnya dari hanya tiga hari di Singapura, untuk makan, tujuan kami sudah pasti, seafood atau western food. Aman di perut. Kalau snack banyak pilihan, sehingga tak terlalu berpengaruh. Pada akhirnya harus kami akui bahwa makanan Indonesia memang banyak varian, dan itu luar biasa. Rempah kita lebih kaya rasa dan menyegarkan. Maka tak heran ya, jaman penjajahan negeri kita diduduki orang lain karena rempah-rempahnya yang menggiurkan. Sampai sekarang pun, sambal kita terkenal enak. Satu lagi, dunia pun mengakui bahwa nasi padang adalah makanan terenak. Ini bisa dikonsumsi  masyarakat hampir segala lapisan. Cita-cita kami selanjutnya, begitu sampai Bandara Soekarno Hatta, langsung berburu nasi Padang. Haha...baru tiga hari saja melow. Wew!

Yang saya suka di sini budaya makan buahnya begitu populer, tak seperti di Indonesia. Kami mudah sekali menemukan aneka buah yang ditusuk dengan harga 1-2 dolar. Itupun buah pilihan dan kualitasnya bagus. Kalau di sini bisa kita dapatkan di supermarket, kemasannya pun dalam stereoform, kurang menarik untuk langsung dimakan. Kami bertiga suka sekali mengkonsumsi ini karena segar dan bersih. Buahnya pun macam-macam, dari apel, mangga, hingga kiwi. Memang sih budaya makan buah di Indonesia sangat kurang dibanding negara luar, padahal sumber daya agro kita luar biasa. Sayang sekali. (habis)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar