Senin, 22 Oktober 2012

Kembali ke Selera Asal (1)

Beberapa waktu lalu, saya bersama dua orang teman sengaja kabur dari pekerjaan, jalan-jalan ke negeri tetangga, Singapura. Ini bukan kali pertama bagi kami bertiga pergi ke negara kecil dan bersih itu. Bedanya, kalau periode sebelumnya kami bersama teman atau penjemput, yang ini sengaja, kami seperti turis, tak ada guide sehingga apa-apa harus kami urus sendiri. Inginnya mencoba semua moda transportasi umum, apabila kepepet, ya sudah taxi bertebaran di mana-mana kan? Dasar ya, mental kami bukan sehebat para backpacker. Sumpah salut sama mereka.

Hari pertama, kami berniat wisata kuliner murah, makan serba 1-5 dolar-an. Bertahan sampai sore hari, hingga kemudian wara-wiri naik MRT. Berbekal keyakinan arah yang berbeda membawa kami pusing sendiri. Kelemahan saya itu membaca peta, satu teman saya mudah lupa, dan satunya lagi hasrat petualangannya terlalu tinggi. Akhirnya menjelang maghrib barulah sampai di tempat yang kami tuju, Bugis Street. Puas deh naik MRT, sesuai cita-cita semula.  Saking capeknya berbelanja, maklum bertiga ini perempuan semua yang seleranya unik, jadi harap sabar, tak terasa sudah hampir pukul 21.00 waktu setempat. Perut kami keroncongan tak terkira. Bosan dengan makanan serba 1-5 dolar-an ditambah peluh dan pusing arah, kalap. Nggak mau makan murah lagi. Tuh kan apa saya bilang, mental kami tak sepenuhnya backpacker. Hadehh....akhirnya makan tidak murah, masuk ke salah satu resto seafood ya habis sekitar 50-an dollar. 


Keesokan harinya, kami ke Universal Studio. Tak ingin masuk sih, hanya maunya foto di depan bola saja. Kemudian wisata kuliner, masuk di Malaysia Pedestrian, tentunya berharap kali ini mendapatkan makanan yang enak. Bertiga sengaja kami pesan menu berbeda. Melihat tampilannya sih oke. Saya pesan apa ya namanya lupa, tapi semacam batagor kalau di sini. Teman saya sudah kelaparan, jadi habis tak tersisa dan saya tak tahu apa pesanannya. Sedangkan satunya, pesan semacam nasi goreng yang dibakar, tampilannya oke juga. Tetapi entah ya, saya sangat yakin rasanya seperti hanya nasi bakar diberi kecap dan ayam. Benar saja. Selera saya langsung drop begitu makan telor asin hitam yang rasanya eneg. Pun teman saya hanya makan 2 sendok, pesanan tak sesuai dengan bayangan. *Sigh!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar