Senin, 22 Oktober 2012

Jangan Sampai Terhanyut

Kata terhanyut berarti tidak sengaja hanyut, bisa pula sesuatu yang tak diharapkan. Ini similar dengan kata terlena, terpijak, terpikat, terpesona. Aha! Marilah mencerna makna bebas dari kata ini. Memang sih sesuatu yang tak disengaja, bahkan tak diharapkan itu sangat ingin sekali dicegah. Tetapi, namanya manusia, ada saja alasan pembenaran. Meskipun, sangat mungkin bisa kita filter.

Sebagai seorang penyiar, dalam satu program talkshow satu jam, kita punya batasan waktu untuk mendapat rangkuman dari topik dengan narasumber tertentu. Apa yang terjadi kalau kita tak bisa mengendalikan diri? Terhanyut dalam obrolan narasumber? Bisa fatal. Apalagi kalau media kita terkenal, pun programnya. Bisa-bisa kena kritik dan teguran boss juga pendengar. Selain itu kita sendiri merasa kurang puas dengan apa yang telah kita lakukan. 

Contoh lain, anda sebagai seorang sales dengan target tertentu, bertemu dengan klien lawan jenis. Sesuatu sangat berpeluang terjadi, entah itu hubungan asmara atau emosional lainnya. Jangan lupa, kita punya fokus awal, yaitu closing. Klien bisa saja punya tujuan lain yang tak sesuai dengan apa mau kita, bahkan berpotensi membelokkan tujuan ke arah lain. Nah, ujungnya kendali ada pada kita. Mau terhanyut bersama mereka, atau keukeuh dengan progress awal. Ini pilihan ya, dengan berbagai resiko. Take your own risk.

Lalu, apakah kita tak boleh terhanyut? Saya pribadi berpendapat sah-sah saja sih, asal di batas kontrol. Pertimbangannya, apakah hal itu merugikan anda atau tidak? Apakah hal itu bisa mendukung pelaksanaan program atau justru menghambat? Sejauh mana hal itu menyita waktu anda? Selama masih proporsional, oke saja. Hanya fokus itu jangan sampai lepas.Sebagai makhluk sosial, kita tak bisa lepas dari hubungan antar manusia yang kadang butuh fun, enjoy dan inspirasi. Yang terakhir ini kadang kita dapatkan dari hal-hal spontanitif, tak sengaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar