Senin, 29 Oktober 2012

napak tilas masa lalu?

Seorang teman mengatakan sempat mencari jejak langkah saya di masa lalu melalui google. Alamak, malu juga ya ketahuan seperti apa saya di waktu lampau. Saat emosi belum stabil, galau menjadi-jadi, setiap saat, dan pergaulan yang baru selingkup lebih kecil tentunya, dibanding sekarang. Panik? Tidak. Malah jadinya seru. Tak perlu menutup-nutupi masa lalu, karena kalau sekarang lebih baik, artinya ada kemajuan, hidup terus bergerak. Toh, masa lalu saya aman-aman saja. Haha...

Sebelumnya saya sempat merasa malu, karena blog terdahulu lupa password, sehingga tulisan curcol (sekarang pun tetep curcol sih ya? *tepokjidat) masih saja keluar dan bisa dibaca banyak orang. Tapi saya sudah berusaha setengah mati mengingat password, tetap saja tak ketemu. Akhirnya pasrah. Sempat terhibur ketika teman yang blogger banget mengatakan begini,"tak usahlah dihapus. Itu kan bukan aib. Malah bagus sebagai proses pembelajaran, bagaimana kamu dulu dan sekarang? Biar saja orang mengetahui kamu apa adanya." Ya baiklah. Akhirnya saya menerima nasehat itu dan hidup saya semakin berwarna. Lucu juga menertawakan diri sendiri di masa lalu.

Hikmahnya saya menemukan beberapa artikel ketika dulu masih menulis di koran. Hal yang paling lemah dalam hidup saya, kurang rajin mendokumentasikan sesuatu, padahal penting. Setidaknya saya bisa bernostalgia bahwa dulu pernah menjadi sutradara teater yang mendapat pujian karena pertunjukan yang memuaskan penonton. Saya sampai diwawancara satu halaman penuh koran terbesar di Jawa Tengah. Sayang ya, saya tak mendokumentasikannya. Arghhh.....mungkin kalau saya menilik di kampus masih ada. Mungkin.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar