Minggu, 15 Juli 2012

berhenti berharap

Ini judul lagu. Dalam suatu rencana membina hubungan, ada saatnya kita berani mengatakan dan bersikap untuk berhenti berharap. Daripada diteruskan tak ada kepastian, malah kitanya capek, tak jarang ketika ada peluang lain yang lebih baik malah tak terlihat karena kita terlalu sibuk berharap. Pernah mengalaminya?

Pada tahapan awal pendekatan sebuah hubungan, apalagi kalau terlihat tak bertepuk sebelah tangan, tentunya berbunga-bunga, senangnya. Si dia pun antusias, menelepon setiap hari, sms, bbm, semua dilakukan untuk menundukkan hati pasangan yang diincar. Tetapi itu hanya berlangsung sesaat. Well, dua bulan hingga empat bulan kemudian, tiba-tiba dia berubah. What's wrong ya?

Ada baiknya sih kita menanyakan keseriusan dia. Tetapi kalau anda merasa gengsi dan tak perlu menanyakan hal itu, it's fine. Anda bisa mengambil beberapa sikap aman. Salah satunya ya tadi, berhenti berharap. Apakagi kalau anda menangkap sinyal dianya memang sudah berhenti berusaha sama sekali. Kemudian anda membaca timeline di twitter dia nyepik cewek lain, sementara anda jelas tak suka cara dia. Wow. Hati kan bukan untuk disakiti? Kenapa kita harus susah payah terlalu berharap kepada orang seperti itu?

Semestinya kalau ia benar sayang, tentu tak melakukan hal itu. Dan ia tidak silent, menyembunyikan anda di depan teman-temannya. Dengan alasan apapun tampaknya itu tak baik bukan? Kalau memang ia gentle, pastilah ia akan membawa anda kepada lingkungannya. Ketika itu tak riil, kenapa kita harus memperjuangkannya? Oh so bad. Prefer kita bergaul dengan orang yang tulus sayang dengan kita daripada tidak jelas seperti itu kan? Yuk, tak usah takut berhenti berharap terhadap kesedihan. Selamat datang keceriaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar